IDULFITRI 1444 H

Indahnya Toleransi di Temanggung, Bhante Ucapkan Selamat Lebaran Usai Salat Ied

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 23 April 2023 | 22:53 WIB
Tokoh agama Buddha Bhante Thitasaddho saat memberi selamat ke umat Muslim yang rayakan Idulfitri (SinPo.id/ Kemenag)
Tokoh agama Buddha Bhante Thitasaddho saat memberi selamat ke umat Muslim yang rayakan Idulfitri (SinPo.id/ Kemenag)

SinPo.id - Suasana hangat dan penuh toleransi terlihat umat Muslim Dusun Krajan, Desa Kalimanggis, Kab Temanggung memadati Masjid Almuhajirin untuk menunaikan salat Idulfitri, Sabtu, 22 April 2023. Di sisi lain, Bhante Thitasaddho bersama umat Buddha lainnya, bersiap mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri.

Mayoritas penduduk Dusun Krajan, Desa Kalimanggis Luwih, Temanggung beragama Buddha, dengan persentase mencapai 97 persen. Umat Muslim di dusun ini hanya sekitar 2,5 persen, sementara lainnya beragama Kristen dan Katolik.

Salat Idulfitri di dusun ini dipusatkan di Masjid Almuhajirin. Lokasi Masjid ini berjarak sekitar 500 meter dari Wisma Bhikku Jaya Wijaya. Setelah salat Idulfitri selesai, umat Muslim perlahan keluar masjid sambil bersalam-salaman.

Di sela kerumunan umat Muslim, hadir tokoh agama Buddha, Bhante Thitasaddho. Dia ikut mengucapkan selamat Idulfitri kepada semua jemaah.

“Selamat merayakan Idulfitri Bapak dan Ibu, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua senantiasa bahagia bersama keluarga,” ucap Bhante, dikutip dari laman Kemenag, MInggu, 23 April 2023.

Dengan penuh senyum dan bahagia semua jemaah tampak menerima ucapan selamat dari Bhante Thitasaddho. “Pelaksanaan Salat Idulfitri tahun ini kita tetap sesuai anjuran dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama,” sebut Ariyanto, salah satu jemaah Masjid Almuhajirin.

Sekretaris Desa Kalimanggis, Luwih, saat mendampingi Bhante Thitasaddho Masjid Almuhajirin menjelaskan, umat Buddha di daerahnya sudah biasa mengucapkan selamat kepada saudara muslim yang merayakan Idulfitri.

Bahkan di Dusun Krajan, lanjut Luwih, walaupun sebagian besar beragama Buddha tetapi, warga juga ikut menyiapkan makanan komplit di meja ruang tamu. Masyarakat bahkan menyediakan ketupat atau makanan khas Lebaran dengan lauk-pauk lengkap.

“Di sini, warga tetap menyiapkan makanan dan menerima tamu dari saudara atau kerabat yang beragama muslim dan saling memaafkan dari non muslim juga berkunjung untuk memeriahkan momen Idulfitri untuk bersilaturahmi, sambil sungkem kepada kerabat yang lebih tua (sepuh),” terangnya.

Luwih menambahkan, kalau silaturahim atau anjang sana Idulfitri seperti ini, sudah ada sejak dulu dan memang terus dilestarikan untuk menjaga kebersamaan antar keluarga walaupun beda agama.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI