kebakaran booster BBM Pertamina Banyuasin

Fasilitas Pertamina Terbakar Lagi, PKS Sentil Erick Thohir Sibuk Kampanye Bakal Capres

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 18 April 2023 | 20:08 WIB
Ilustrasi. Kebakaran Depo Pertamina Plumpang (SinPo.id/ Ashar)
Ilustrasi. Kebakaran Depo Pertamina Plumpang (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menganggap pemerintah gagal menata manajemen risiko di Pertamina. Akibatnya, empat fasilitas operasi BBM Pertamina mengalami kebakaran dalam waktu berdekatan.

"Pemerintah sudah pekak telinga, tidak mau dengar suara rakyat. Empat fasilitas operasi BBM Pertamina meledak secara beruntun dalam kurun satu bulan," tegas Mulyanto dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 18 April 2023.

Insiden beruntun itu mulai dari kebakaran terminal BBM Plumpang yang menewaskan lebih dari 25 orang warga. Kemudian, ledakan kapal angkut BBM di Mataram, ledakan kilang BBM Dumai Riau, dan kemarin kebakaran booster BBM Pertamina di Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel).

"Semua ini membuktikan tidak ada evaluasi dan perbaikan dalam manajemen risiko Pertamina," kata Mulyanto. 

Wakil Ketua FPKS DPR RI itu mempertanyakan peran Menteri BUMN Erick Thohir dalam mengawasi kinerja Pertamina yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, Erick juga seharusnya malu dengan serangkaian kejadian di Pertamina yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Erick bahkan seharusnya fokus menyelesaikan masalah besar ini bukan malah sibuk kampanye menjadi capres atau sibuk dengan urusan sepak bola.

"Menteri Erick ke mana saja? Persoalan Pertamina sudah sedemikian parah bukannya fokus mengawasi ini malah urus yang lain. Bagaimana Pertamina mau bersaing dengan perusahaan minyak dunia kalau manajemen risikonya masih amburadul seperti ini," singgung Mulyanto. 

Mulyanto mendesak Erick secara intensif memonitor dan mengevaluasi kinerja Pertamina, khususnya terkait dengan manajemen risiko. Erick harus membuat target perbaikan yang jelas.

Dia menekankan bila target tersebut tidak tercapai maka harus ada pihak yang bertanggung jawab. Bila perlu, Erick sendiri yang harus mengundurkan diri karena gagal memperbaiki Pertamina. 

"Apakah ET terlalu sibuk ngurus PSSI dan kampanye bacapres sehingga lupa statusnya masih menjadi Menteri BUMN?" kata Mulyanto.sinpo

Komentar: