RAMADAN 1444 H

Sembilan Mushaf Fenomenal Dipamerkan dalam Gebyar Nuzulul Qur’an

Laporan: Sinpo
Senin, 10 April 2023 | 06:30 WIB
Mushaf Al-Qur'an Wonosobo (Kementerian Agama)
Mushaf Al-Qur'an Wonosobo (Kementerian Agama)

SinPo.id -  Kementerian Agama menampilkan sembilan mushaf fenomenal koleksi Bayt Al-Qur’an di acara Gebyar 
Nuzulul Qur’an. Acara itu digelar di Lobi Gedung Kantor Pusat Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada 10-14 April 2023. 

“Mushaf ini (kuno-kunoan) kerap dibuat untuk menipu masyarakat demi keuntungan materi. Dipamerkan sebagai edukasi agar masyarakat tidak mudah tertipu bila ditunjukkan mushaf yang diklaim ‘kuno’,” kata 
Kepala Balitbang Dan Diklat Kemenag, Suyitno di laman Kemenag pada Minggu 9 April 2023

Pertama, mushaf tertua yaitu Mushaf Usman bin Affan (replika). Replika Mushaf Usman bin 'Affan ini dipamerkan agar publik mengetahui bagaimana teks pada mushaf masa awal yang masih tanpa tanda titik dan tanda baca.

Kedua, mushaf terindah yaitu Mushaf Istiqlal. Mushaf ini didesain dengan merepresentasikan Indonesia, berhiaskan 45 ragam hias dari seluruh wilayah Indonesia.

Ketiga, mushaf terbesar atau mushaf Wonosobo adalah mushaf Al-Quran raksasa dengan ukuran halaman 150 X 200 cm, ukuran teks 80 x 130 cm, atau 2 X 3 m bila dibuka. Ditulis di atas kertas manila berukuran 1,5 X 2 m dengan beratnya mencapai 165 kg. Sampulnya dibuat dari kayu jati yang dilengkapi dengan penguat dari besi tahan karat. Sehingga, berat keseluruhan mushaf Al-Qur'an beserta sampulnya sekitar 3 kuintal. Untuk mengangkatnya diperlukan 8 orang.

Keempat, mushaf terkecil, yaitu Mushaf Istanbul. Mushaf ini dicetak berukuran mini, dengan panjang kurang dari 2 cm.

Kelima, mushaf kenegaraan pertama, yaitu Mushaf Pusaka. Mushaf ini ditulis atas prakarsa Presiden RI, Ir. Soekarno dan merupakan mushaf resmi yang ditulis tangan pertama kali setelah kemerdekaan RI. Mushaf ini dianggap sebagai hadiah dari umat Islam Indonesia untuk kemerdekaan RI. Peresmian mushaf ini dilakukan dengan penulisan huruf ba’ (huruf pertama Basmalah) oleh Bung Karno, dan diakhiri dengan huruf mim (huruf terakhir) oleh Bung Hatta.

Keenam, mushaf terbanyak dicetak yakni Mushaf Standar Indonesia Rasm Usmani. Mushaf Rasm Usmani menjadi rujukan resmi para penerbit dan percetakan Al-Qur'an di Indonesia dalam memproduksi mushaf Al-Qur'an.

Ketujuh, mushaf braille yang diperuntukkan bagi tuna netra. Mushaf Al-Qur'an yang ditulis dengan aksara braille, digunakan oleh para Sahabat Tuna Netra.

Kedelapan, mushaf isyarat yang biasa digunakan oleh teman tuli. Al-Qur'an bahasa isyarat ini digunakan oleh para Sahabat Tuli.

Kesembilan, mushaf kuno-kunoan. Ini yang dimaksud yaitu mushaf kuno palsu atau mushaf yang dibuat seolah-olah kuno.

Selain dalam rangka memperingati momentum turunnya Al-Qur’an, Gebyar Nuzulul Qur’an ini dimaksudkan sebagai sarana syiar dan edukasi bagi masyarakat. 

“Dalam kesempatan ini masyarakat juga dapat memperoleh informasi berbagai produk hasil kajian Al-Qur’an yang dimiliki Kemenag,” paparnya.

Selain pameran produk, dalam Gebyar Nuzulul Qur’an juga akan dibuka Konsultasi Layanan Tashih Al-Qur’an, pameran kaligrafi batik, hingga aneka lomba Qur’ani Expose. Termasuk di dalamnya adalah lomba membaca mushaf braille dan lomba membaca Al-Qur’an isyarat. 

"Rencananya Penasihat DWP Kemenag Ibu Eny Retno Yaqut juga akan hadir membuka kegiatan Gebyar Nuzulul Qur'an serta menyerahkan hadiah lomba-lomba ini,” tambahnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI