Ilmuwan Temukan Sepasang Black Hole Supermasif di Pusat Gabungan Galaksi
SinPo.id - Para ilmuwan kembali menemukan sepasang lubang hitam (black hole) supermasif yang masing-masing berukuran sekitar 300 miliar kali lebih besar dari Matahari, di pusat penggabungan galaksi. Keduanya diketahui terbentuk lebih dari 10 miliar tahun yang lalu.
Penemuan tersebut telah membuka jendela baru menuju evolusi raksasa kosmik yang menempati inti galaksi besar, termasuk Bima Sakti.
Awalnya para ilmuwan berpikir lubang hitam akan tumbuh dalam skala yang besar melalui serangkaian penggabungan antara lubang hitam yang lebih kecil.
Namun teori penggabungan tersebut dipatahkan, karena berdasarkan hasil pengamatan terbaru jarak antara setiap lubang hitam sangat dekat. Hanya terpisah beberapa ribu tahun cahaya.
Lubang hitam sendiri merupakan sebuah objek dengan gravitasi yang sangat besar. Sehingga tidak ada satu pun benda, bahkan cahaya yang dapat lolos saat melintasinya.
Saat ini para ilmuwan yang dipimpin oleh Yu Ching Chen, seorang mahasiswa pascasarjana yang mempelajari astrofisika di University of Illinois di Urbana-Champaign, akhirnya menemukan sepasang lubang hitam supermasif berskala kiloparsec yang menggerakkan quasar pada siang hari kosmik.
Tim peneliti menggunakan beberapa teleskop canggih untuk mengidentifikasi objek yang dikenal sebagai SDSS J0749 + 2255 sebagai sistem dual-quasar di alam semesta.
“Kami sangat bersemangat untuk melaporkan penemuan baru ini. Bukan pekerjaan sepele mengumpulkan bukti dari berbagai teleskop. Seluruh proses pengusulan, perolehan data, dan analisis data, membutuhkan banyak waktu," kata Chen, dilansir dari Vice News, Jumat 7 April 2023.
“Untungnya, kami memiliki pakar dari berbagai lembaga yang membantu kami menganalisis data yang sangat besar ini. Kami senang bahwa kami akhirnya menyatukan teka-teki dan menunjukkan studi kasus proyek kami. Kami berharap dapat menyelidiki sampel besar dan membangun studi statistik," imbuhnya.
Chen dan rekan-rekannya mampu membuat terobosan tersebut dengan mengamati secara cermat J0749+2255 dengan beberapa observatorium paling akurat yang sedang beroperasi.
Tim pertama kali mencitrakan sistem dengan satelit Gaia Badan Antariksa Eropa, sebuah misi yang mampu menentukan posisi dan pergerakan objek luar angkasa dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.