Kebijakan Bapanas Soal Impor Beras Disorot
SinPo.id - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) percaya diri terhadap kemampuan petani lokal meningkatkan produksi. Sehingga, kata dia, rencana impor beras bisa dibatalkan.
"Kita harus percaya diri panen kita cukup. Masalahnya adalah ketidakmampuan penyerapan beras dalam negeri sehingga jalan pintasnya adalah impor. Ini yang jadi masalah," ujarnya.
Menurutnya, DPR dan Kementan akan merasa gagal kalau semua program kerja yang dilakukan ujungnya adalah impor. Andi Akmal mengaku kecewa karena target penyerapan bulog sebesar 1,5 juta dijawab dengan rencana impor 2 juta ton.
"Kalau hanya impor saya kira tidak perlu orang pintar. Jangan sampai Kementan ini jadi bulan-bulan karena dianggap tidak kerja. Jadi apa gunanya Bapanas kalau hanya fokus pada hilirnya. Sementara petaninya menderita," katanya.
Andi Akmal menyinggung pengalaman impor pada tahun 2018. Waktu itu, beras yang didatangkan dari luar negeri terbuang percuma karena panen raya terus bertambah melimpah ruah. Apalagi, kata dia, 2 juta ton yang direncanakan bukan angka yang sedikit.
"2 juta itu angka yang sangat besar, Pak. 2018 dulu itu kita impor 2 juta ton tetapi ternyata disposal karena beras dalam negeri melimpah," jelasnya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) terus mencecar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi terkait beras. Salah satunya rencana impor beras yang memiliki anggaran besar. DPR menilai, kebijakan tersebut tidak realistis mengingat saat ini petani tengah menggelar panen raya, juga pengadaan anggaran yang tidak sedikit.
Tanya jawab ini seperti yang ditanyakan Ketua Komisi IV DPR, Sudin terkait pemaparan Arief mengenai stok bantuan pangan dalam bentuk beras. Awalnya, Arief menjelaskan hilirisasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2023 melalui program SPHP dengan total realisasi 552,769 ton.
"Program bantuan pangan dalam bentuk beras untuk 21,353 juta keluarga penerima manfaat atau KPM selama 3 bulan ke depan dimulai pada bulan Maret, April dan mei," pasar Arief.
Namun penjelasan Arief langsung disambut Sudin dengan menanyakan stoknya dari mana.
Sudin stoknya berapa?
Arief: 640 ribu ton
Sudin: stoknya dari mana?
Arief: stok yang ada sekarang 200 ribu ton.
Sudin: kekurangannya?
Arief: kekurangannya kita serap panen 3 bulan ini.
Sudin: kalau tidak ada?
Arief: kalau tidak ada salah satu dukungannya impor.
Mendengar jawab tersebut, Sudin langsung meninggikan suara. Menurutnya, bapanas terlalu menggampangkan program untuk kepentingan nasional namun dibalik program tersebut terdapat utang Bulog yang dikatakan Sudin sudah seleher.
Sudin: uangnya ada gak? Apakah uangnya sudah siap? Jangan sampai nanti minta bulog utang lagi. Giliran waktu nagih minta tandatangan ini persetujuan itu. Jangan nanti belinya minta bulog padahal utangnya udah seleher.
Sudin mengatakan, Bapanas dalam menjaga tugas dan fungsinya harus memberi dampak dan manfaat untuk masyarakat secara keseluruhan. Terlebih dalam menjalankan programnya agar tidak tumpang tindih dengan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Komisi iv meminta bapanas agar dalam menyusun rancangan program harus memberi dampak nasional. Serta tidak tumpang tindih dengan program yang disusun kementerian pertanian," katanya.
Sudin kemudian mempertanyakan Arief Prasetyo Adi terkait stok pangan jelang HBKN. Meski dijawab aman, namun Sudin menyayangkan data hitung Bapanas yang menyatakan stok aman berdasarkan hitungan sempling beras di rumah tangga.
"Saya gak abis pikir. Apakah stok yang di rumah tangga ini termasuk stok beras? Itu Cara ngitungnya gmn?" katanya.
Arief mengatakan, stok beras perum bulog per 31 maret ini mencapai 245 .233 ton dan realisasi impornya mencapai 492.863 ton atau 98,5 persen untuk penugasan tahun 2022. Bagi Arief impor beras tahun lalu adalah impor yang terukur dan tidak membabibuta menjatuhkan harga.
"Kemudian hingga saat ini realisasi total pengadaan bulog sebesar 540 ribu ton terdiri dari luar negeri 492 ribu ton dan dari dalam negeri sebesar 8 ribu ton," katanya.