FIFA Batalkan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Untung Rugi Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20 bagi PDIP dan Ganjar Jelang 2024

Laporan: Martahan Sohuturon
Kamis, 30 Maret 2023 | 15:43 WIB
Piala Dunia U-20. (SinPo.id/Getty Images)
Piala Dunia U-20. (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Putusan tersebut mulai dikaitkan publik dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasalnya, dua kader partai itu menjadi figur sentral di balik pembatalan tersebut.

Ialah Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dua kader PDIP yang duduk di kursi kepala daerah menolak kedatangan tim nasional (timnas) Israel Israel untuk memainkan pertandingan Piala Dunia U-20 di Bali dan Jateng.

Bali dan Jateng merupakan dua dari enam provinsi yang bakal menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Selain dua provinsi itu, ada juga Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), serta Sumatera Selatan (Sumsel).

Langkah Koster dan Ganjar menolak kedatangan timnas Israel memang memunculkan pertanyaan. Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga pun mengaku tidak tahu alasan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel baru disuarakan saat ini. Padahal, Indonesia resmi ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Oktober 2019. Di sisi lain, Israel sudah memastikan diri berpartisipasi di Piala Dunia U-20 sejak Juni 2022.

"Kita juga enggak tahu kenapa baru sekarang. Jadi kan penolakan ini kan baru sekarang, sebelumnya nggak ada ramai-ramai dengan masalah ini. Tapi kita harus hadapi dengan semua yang ada," kata anggota komite eksekutif PSSI Arya Sinulingga seperti dikutip Antara pada Minggu, 26 Maret 2023.

Kini, publik menyoroti manuver dua elite PDIP yang akhirnya membuat FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Para pengguna media sosial (netizen) pun mulai mengaitkan keputusan FIFA itu dengan Pemilu 2024.

Merugikan PDIP

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo mengatakan langkah FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 hanya berpengaruh ke masyarakat yang fokus pada perkembangan sepak bola di Indonesia.

Namun, menurutnya, putusan tersebut tidak akan mempengaruhi seluruh penggemar sepak bola, karena banyak penggemar sepak bola di Indonesia yang hanya fokus mendukung klub tanpa memperhatikan timnas Indonesia U-20.

"Isu ini berpengaruh pada mereka yang concern dengan sepak bola di Indonesia. Besar kecilnya kita tidak tahu, sangat mungkin Bobotoh Persib fokus ke Persib tapi tidak ke sepak bola U-20. Kita tidak tahu angka sebenarnya, tapi estimasi saya angka itu tidak sebesar fans sepak bola di Indonesia," kata Kunto kepada SinPo.id pada Kamis, 30 Maret 2023.

Ia menjelaskan, isu soal kemerdekaan Palestina sudah lama dan memiliki basis kuat yakni di masyarakat pemilih partai politik (parpol) berbasis Islam, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Menurutnya, PDIP merupakan parpol yang tidak memiliki 'keterikatan' dengan isu kemerdekaan Palestina.

"Nah, masalahnya ketika isu ini diangkat PDIP yang tidak punya ownership tentang Palestina dgn argumen Bung Karno (Presiden pertama RI Sukarno) 1950-1960an sudah jauh sekali tiba-tiba loncat hari ini," ujarnya.

Kunto memandang, ketidakkonsistenan PDIP itu menjadi hal yang dibaca publik sehingga memberikan reaksi negatif ke parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Namun begitu, ia meyakini masyarakat yang konsisten dengan isu kemerdekaan Palestina tidak akan memlih Ganjar, Koster, ataupun PDIP.

Atas dasar itu, menurutnya, langkah kader PDIP mengangkat isu penolakan kedatangan Israel justru akan lebih merugikan PDIP dan Ganjar jelang Pemilu 2024. Pasalnya, dia bilang, PDIP memiliki basis pemilih yang sekuler yang lebih memperhatikan urusan sepak bola dibandingkan kemerdekaan Palestina.

Kunto memandang, banyak pemilih PDIP yang kecewa dengan putusan FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Kalkuasi saya lebih merugikan arena isunya tidak sesuai dengan basis masanya. Kalau mau merangkul pemilih dari basis Islam, isu ini kurang kuat konsistensinya. Harus ada isu terkait Palestina dan PDIP membuktikan dia concern pada itu tidak hanya event sekali jadi," tutur Kunto.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI