IMPOR KERETA BEKAS DARI JEPANG

Komisi VI DPR Minta Impor Kereta Bekas dari Jepang Dihentikan

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 27 Maret 2023 | 15:54 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade (SinPo.id/ Galuh)
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade (SinPo.id/ Galuh)

SinPo.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk menghentikan impor kereta bekas dari Jepang yang selama ini menjadi polemik. Karena pengadaan kereta dapat diutamakan melalui BUMN PT INKA.

Dalam rapat dengar pendapat dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT KCI, dan PT INKA, ia juga membantah tuduhan yang mengatakan bahwa PT INKA tidak memiliki ketersediaan dan kualitas produksi yang baik.

"Kita jawab pada rapat ini bahwa kualitasnya tidak jelek, pabriknya standby dan barangnya juga tidak jelek," kata Andre, di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Senin 27 Maret 2023.

Menurutnya, PT INKA dalam kondisi kosong lantaran tidak adanya orderan dari pihak KCI. Padahal PT INKA mampu memproduksi hanya dalam waktu 18 bulan, mulai dari pembelian alat dan suku cadang kereta.

"Kenapa kosong? Karena belum dapat order, kalo sudah dapat order dari KCI baru mereka ada produksi dan lain-lain, 18 bulan itu selesai. Dari mulai beli alat dan suku cadang itu 18 selesai. Kalau bapak pesan dari 2021, pertengahan 2022 itu sudah selesai," paparnya.

Selain itu, Andre juga menegaskan agar ketiga perusahaan besar di bawah BUMN tersebut tidak menyebarkan narasi bohong ke masyarakat, dengan menyalahkan keputusan pemerintah yang melarang impor kereta bekas.

"Jujur pak, jangan berikan informasi yang sesat dan salah kepada masyarakat kalau kita hanya pengen impor. Ini yang ingin saya ungkap pak, bahwa jangan berikan informasi bohong. Bapak yang pengen impor, bapak bilang INKA yang nggak siap," katanya menegaskan.

Seperti diketahui, PT KCI berencana untuk mengimpor kereta bekas dari Jepang untuk operasional KRL. Pasalnya, KCI memiliki kebutuhan lantaran adanya peningkatan kapasitas penumpang, di tengah kinerja keuangan yang memburuk pasca pandemi.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI