Netanyahu Ogah Kompromi, Warga Israel Bikin Garis Merah di Sepanjang Jalan

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 17 Maret 2023 | 10:48 WIB
Wujud garis merah yang digambar warga Israel di sepanjang jalan Yerusalem/Reuters
Wujud garis merah yang digambar warga Israel di sepanjang jalan Yerusalem/Reuters

SinPo.id -  Para pengunjuk rasa di Israel melukis garis merah di sepanjang jalan menuju Mahkamah Agung Israel beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan kompromi untuk pemeriksaan peradilan yang direncanakan pemerintahnya.

Sebuah rekaman drone menunjukkan sekelompok kecil orang dengan pakaian pelindung menyemprotkan garis merah lebar di sepanjang jalan yang sebagian besar sepi dari kompleks polisi dan hakim ke Mahkamah Agung di Yerusalem tengah.

Mereka menulis slogan dengan warna merah di sepanjang jalan dalam bahasa Ibrani, Arab, dan Inggris, berbunyi "Menggambar garis."

Pasalnya, upaya pemerintah sayap kanan untuk membatasi kekuasaan Mahkamah Agung guna meningkatkan kekuasaannya sendiri dalam memilih hakim, telah menyebabkan kekhawatiran di Israel tentang pemeriksaan dan keseimbangan demokrasi di negara tersebut.

Para demonstran memblokir jalan di sekitar pusat komersial Tel Aviv dan di kota-kota lainnya dalam aksi yang disebut "Hari Perlawanan". Di pelabuhan Haifa, beberapa pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera di atas kapal, termasuk mantan anggota angkatan laut, juga mencoba memblokir jalur dok.

"Kami di sini untuk memprotes demokrasi kami, negara kami, karena kami merasa negara kami diserang secara brutal oleh pemerintah, pemerintah Israel," kata koreografer Renana Raz di Tel Aviv, dilansir dari Reuters, Jumat 17 Maret 2023.

Menanggapi hal itu, Netanyahu yang berada di jalur tuduhan korupsi yang dibantahnya mengatakan, usulan kompromi yang digariskan oleh Presiden Isaac Herzog tidak akan mengembalikan keseimbangan cabang-cabang pemerintahan.

Pasalnya, koalisi nasionalis-agama menyebut Mahkamah Agung terlalu sering melampaui batas dan campur tangan dalam masalah politik yang tidak memiliki mandat untuk memutuskan. Namun Pembela pengadilan mengatakan itu adalah benteng demokrasi, untuk melindungi hak dan kebebasan.sinpo

Komentar: