Glaukoma, Penyakit Mata Berdampak pada Kualitas Hidup Penyandang

Laporan: Sinpo
Jumat, 10 Maret 2023 | 05:41 WIB
Ilustrasi mata manusia (Pixabay)
Ilustrasi mata manusia (Pixabay)

SinPo.id -  Prof. DR. dr. Widya Artini Wiyogo, Sp.M(K), Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup penyandangnya. 

"Dari kecemasan bahkan depresi adanya risiko kebutaan, keterbatasan aktivitas sehari-hari karena gangguan lapang pandang, kendala fungsi sosial karena mulai menghilangnya penglihatan, hingga efek samping pengobatan, serta pengaruh finansial akibat biaya pengobatan yang dikeluarkan,” kata dia

Secara global, glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi kedua - setelah katarak.  Nyaris tanpa gejala, glaukoma berpotensi memberi dampak yang lebih fatal: kebutaan permanen! 

Sayangnya, di Indonesia permasalahan glaukoma masih memprihatinkan lantaran penderita seringkali baru mencari pengobatan ketika sudah pada stadium lanjut. Lebih-lebih 80 persen kasus glaukoma muncul tanpa gejala. 

"Ini yang membuat glaukoma dijuluki sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Karenanya, penatalaksanaan glaukoma sedini mungkin sangatlah krusial agar progresivitas penyakit ini dapat dikontrol dan kerusakan saraf mata bisa diperlambat sehingga kebutaan pun tercegah,” ujarnya.

Data terakhir Kementerian Kesehatan dalam laporan “Situasi Glaukoma di Indonesia” (2019)  memprediksi jumlah penderita glaukoma secara global pada 2020 mencapai 76 juta – atau meningkat sekitar 25,6% dari angka satu dekade lalu yang masih 60,5 juta orang. 

Sementara di Indonesia, data yang sempat dirilis secara resmi barulah prevalensi glaukoma sebesar 0,46% (setiap 4 sampai 5 orang per 1.000 penduduk).  JEC sendiri hingga 2022 kemarin telah menangani hampir mencapai 110.000 kunjungan pasien glaukoma selama 3 tahun terakhir.  

Memahami situasi mengkhawatirkan tersebut, JEC Eye Hospitals and Clinics kembali menjalankan inisiatif tahunan guna menggiatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit glaukoma. Rangkaian aktivitas telah disusun dengan mengusung tema besar: "Building the Ecosystem to Fight Glaucoma".

“JEC meyakini deteksi dini menjadi faktor kunci untuk mencegah terganggunya penglihatan akibat glaukoma. Inilah yang mendorong kami tak henti menyuarakan bahaya glaukoma kepada masyarakat. Tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai tahun ini, JEC ingin memberi impak yang lebih besar kepada masyarakat dengan menggagas inisiatif sosial terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia, yaitu pemberian 100 tindakan operasi implan glaukoma secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelas Dr. Rini Sulastiwaty Situmorang, SpM , selaku Dokter Subspesialis Glaukoma serta Kepala Divisi Riset dan Pendidikan JEC Eye Hospitals and Clinics.

Tindakan operasi tersebut akan dilangsungkan secara bertahap sepanjang 2023 dengan penerima manfaat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Titik pelaksanaan operasi akan melibatkan hampir seluruh cabang JEC Eye Hospitals and Clinics, meliputi: RS Mata JEC @ Menteng, RS Mata JEC @ Kedoya, RS Mata JEC-Primasana @ Tanjung Priok, RS Mata JEC-Candi @ Semarang, Klinik Utama Mata JEC @ Cibubur, Klinik Utama Mata JEC @ Cinere, Klinik Utama Mata JEC-Anwari @ Purwokerto, Klinik Utama Mata JEC-Java @ Surabaya, Klinik Utama Mata JEC-Orbita @ Makassar dan Klinik Utama Mata JEC-Bali @ Denpasar.

Implan glaukoma merupakan prosedur bedah untuk menurunkan tekanan dalam bola mata pada pasien glaukoma. Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien glaukoma dengan tekanan bola mata yang tetap tidak terkontrol, atau terjadi kerusakan saraf mata yang berat, dan sudah tidak mampu merespons terapi lainnya. Prosedur implan glaukoma melibatkan pemasangan implan kecil di dalam mata (berupa tabung silikon kecil/trabekular mikro) untuk membantu mengalirkan cairan agar keluar dari bola mata dan menurunkan tekanan intraokular.

Selain pelaksanaan operasi implan glaukoma, peringatan JEC World Glaucoma Week 2023 juga dirangkai dengan berbagai aktivitas yang menyasar tiga target audiens selama Maret ini. Untuk kalangan dokter mata, JEC menggelar kursus didaktik laser yang melibatkan dokter mata seluruh Indonesia. Untuk kalangan tenaga kesehatan lainnya, JEC menghadirkan seminar daring dan lokakarya manajemen penanganan glaukoma bagi para perawat, webinar pendeteksian dan penanganan glaukoma awal bagi dokter umum, serta seminar terapi glaukoma bagi apoteker. Sementara, bagi masyarakat umum, JEC menyiapkan seminar umum glaukoma, skrining dan konsultasi mata gratis, dan siniar (podcast) edisi khusus yang mengupas glaukoma bersama spesialis glaukoma dari JEC.

Tak berhenti pada sosialisasi untuk peningkatan kesadaran saja, JEC selaku eye care leader di Indonesia, dari sisi layanan, JEC telah memiliki JEC Glaucoma Service yang komprehensif dan modern bagi pasien glaukoma; mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah.

“Layanan unggulan JEC khusus untuk penanganan glaukoma ini diperkuat 17 dokter subspesialis glaukoma, tenaga medis mumpuni, serta teknologi terkini dan sistem pendukung unggulan, tak terkecuali hospitality optimal. Tak hanya layanan khusus yang komprehensif dan modern, JEC Glaucoma Service juga memungkinkan prosedur pemeriksaan dengan journey time yang relatif lebih singkat, namun tetap mengedepankan penanganan glaukoma yang andal dan berkesinambungan,” jelas Mubadiyah, Kepala Divisi Marketing dan Komunikasi, JEC Eye Hospitals & Clinics.

 
JEC Glaucoma Service menawarkan opsi pengecekan secara komplet, mulai pemeriksaan tekanan bola mata berakurasi sangat tinggi (Goldmann Applanation Tonometry), evaluasi struktur saraf mata (Optical Coherence Tomography), pemeriksaan luas lapang pandang (Humphrey Visual Field Perimetry), pemeriksaan sudut bilik mata depan (gonioscopy), hingga pemeriksaan optic disc dan retina mata (Foto Fundus). Bagi pasien glaukoma yang memerlukan tindakan lebih lanjut, JEC Glaucoma Service memberikan alternatif layanan operasi dengan implan. Selain itu, untuk terapi, JEC Glaucoma Service menyediakan obat-obatan khusus yang hanya tersedia di JEC.

“Dengan kesadaran mengenai glaukoma yang terus meningkat, harapan kami, masyarakat semakin terdorong untuk melakukan pengecekan mata secara rutin sehingga potensi glaukoma bisa dicegah. Selain itu, adanya dukungan fasilitas penanganan glaukoma yang dapat diandalkan, termasuk JEC Glaucoma Service, masyarakat Indonesia, terutama pasien glaukoma, segera mendapatkan penanganan yang tepercaya sehingga progresivitas glaukomanya dapat dikendalikan,” tutup Mubadiyah.  sinpo

Komentar: