Protes Anti Perang, Sejumlah Anak di Rusia Dihukum Pemerintah
SinPo.id - Seorang gadis Rusia berusia 12 tahun, Masha Moskalyova, harus berada di tempat penampungan setelah menggambar seorang ibu dan seorang anak yang berdiri di jalur misil dengan tulisan "tidak untuk perang" dan "kemuliaan bagi Ukraina", dalam kelas seni.
Padahal, dalam kelas seni tersebut, ia diminta menggambar sesuatu yang menunjukkan dukungan untuk operasi khusus Rusia di Ukraina.
Kemudian ayahnya Alexey Moskalyev, yang membesarkannya sendirian di kota Yefremov, di wilayah Tula, sekitar 200 km (125 mil) selatan Moskow, dipanggil ke sekolah.
Akibat gambar yang menunjukkan anti perang tersebut, Alexey dan putrinya langsung dibawa pergi dengan mobil polisi. Ia juga diinterogasi oleh petugas lokal, dan dikenakan denda sebesar 32.000 rubel atau setara dengan USD 420 karena dianggap telah mendiskreditkan angkatan bersenjata.
Tak hanya itu, agen Layanan Keamanan Federal (FSB) mengunjungi sekolah Masha, menuduh ayahnya mengasuh anak dengan buruk dan mengatakan Masha harus dibawa pergi, membuatnya takut untuk mengikuti kelas. Bahkan, FSB juga menggeledah apartemen Alexey, diduga mengambil tabungan hidup keluarga, ponsel, laptop, dan gambar anti perang milik Masha.
Pekan lalu, Alexey ditahan selama dua hari di pusat penahanan pra-sidang, sementara Masha, yang kini berusia 13 tahun, dibawa ke tempat penampungan anak. Namun menurut pengacaranya, Vladimir Biliyenko, Alexey telah dibebaskan dan menjadi tahanan rumah.
“Alexey berada dalam tahanan rumah, dia hanya diperbolehkan menghubungi saya dan para penyelidik,” kata Biliyenko, dilansir dari Al Jazeera, Kamis 9 Maret 2023.
“Masha ada di tempat penampungan. Kami sedang berupaya agar dia kembali dan tahanan rumah dicabut. Kami telah mengajukan pengaduan kepada jaksa agung dan Komisaris Hak Asasi Manusia di Federasi Rusia. Jika sang ayah menerima hukuman penjara, putrinya akan dikirim ke panti asuhan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala komisi Yefremov untuk urusan remaja, Svetlana Davydova, telah meminta kepada pemerintah untuk mencabut gugatan terhadap ibu Alexey dan Masha, yang tinggal di kota lain. Pasalnya, Masha saat ini terjebak di pusat anak-anak, dan tidak akan dibebaskan.
“Sudah umum bagi seluruh keluarga untuk diseret ke dalam penganiayaan, bahkan jika hanya satu anggota yang bersalah di mata rezim, terutama jika seseorang itu masih di bawah umur,” kata Dan Storyev yang merupakan redaktur pelaksana OVD-Info English.
Pada bulan Oktober tahun lalu, seorang siswi Moskow berusia 10 tahun ditahan ketika orang tua teman sekelasnya mengeluh bahwa foto profilnya dalam obrolan kelompok kelas adalah "Saint Javelin", sebuah meme yang telah menjadi simbol perlawanan Ukraina di masa perang.
Dalam kasus lain di Siberia timur, anak laki-laki pengunjuk rasa anti-perang, Natalia Filonova, berusia 16 tahun dikirim ke panti asuhan terpencil 300 km (186 mil) dari rumah, sementara dia ditahan karena berpartisipasi dalam rapat umum dan diduga menyerang dua petugas polisi dengan pulpen.
Selain itu, Storyev juga membuat daftar contoh lain di mana anak di bawah 18 tahun berselisih dengan pihak berwenang setelah mengungkapkan posisi anti perang.