Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Antisipasi Virus Marburg: Tingkat Kematian Capai 88 Persen

Laporan: Sinpo
Rabu, 01 Maret 2023 | 04:00 WIB
Ilustrasi Virus (Pixabay)
Ilustrasi Virus (Pixabay)

SinPo.id -  Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah menyiapkan langkah antisipasi penyebaran virus Marburg. Menurut dia, sistem kesehatan Indonesia masih rentan untuk menghadapi virus-virus yang berpotensi menjadi pandemi.

"Virus ini sangat menular dan mirip dengan Ebola. WHO menyebutkan tingkat kematian akibat virus ini dapat mencapai 88 persen. Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, diare hingga muntah darah," kata dia, dalam keterangannya pada Selasa 28 Februari 2023. 

Meskipun kasus itu belum ditemukan di Indonesia dan negara-negara sekitar, namun kata dia, pemerintah harus tetap waspada dan tidak boleh menganggapnya enteng atau sepele. Kemenkes harus segera melakukan pencegahan dari hulu sampai ke hilir.

Pemerintah, kata Netty juga harus belajar dari kasus pandemi Covid-19 untuk memperbaiki sistem kesehatan nasional dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi.

"Sampai saat ini sistem kesehatan nasional kita masih belum kuat. Kita masih rentan terhadap pandemi, sistem pencegahan pun masih lemah. Tracing dan tracking atas kejadian atau kasus belum maksimal," kata Netty.

Salah satu gerakan dalam aspek pencegahan yang perlu dimasifkan Kemenkes, kata Netty, ialah edukasi soal virus marburg ke masyarakat.

"Apakah Kemenkes sudah memiliki prosedur yang efektif guna mengedukasi masyarakat soal virus ini?  Jangan sampai masyarakat panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi kasus," ujar Netty.

Anggota DPR Daerah pemilihan Kab/Kota Cirebon-Indramayu ini juga mengingatkan pemerintah soal akses masuk dari dan menuju Afrika.

"Awasi para pelaku perjalanan yang berasal dari negara-negara di Afrika. Jangan sampai kita kembali terlambat mengantisipasi dan kecolongan yang berujung pada tidak terkendalinya kasus. Apalagi sistem kesehatan kita masih rentan, surveilans kesehatan belum didukung dengan sumber daya dan teknologi yang baik, seperti dalam pintu masuk dari luar negeri," tambah Netty.

Untuk diketahui, virus Marburg telah menelan korban jiwa di Guinea, Afrika Barat.
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI