Jurnalis Alami Pelecehan, Komnas Perempuan Desak Parpol Buat Mekanisme Pencegahan

Laporan: Zikri Maulana
Kamis, 16 Februari 2023 | 06:45 WIB
Ilustrasi korban pelecehan/ Pixabay
Ilustrasi korban pelecehan/ Pixabay

SinPo.id -  Seorang Jurnalis perempuan menjadi korban pelecehan seksual oleh orang tak dikenal saat meliput kegiatan Rapat Kerja Nasional (rakernas) Partai Ummat yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Selasa 14 Februari 2023. 

Menanggapi hal tersebut, Komisioner Komnas Perempuan Olivia Chadidjah Salampessy, menyampaikan pihaknya mendesak setiap Partai Politik (Parpol) agar membangun mekanisme pencegahan serta menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual bagi jurnalis yang sedang meliput kegiatan. 

"Komnas Perempuan merekomendasikan setiap partai politik untuk membangun mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dalam acara-acara yang melibatkan massa," kata Olivia kepada wartawan, Rabu 15 Februari 2023. 

Selain itu, kata Olivia, diperlukan juga pendidikan atau pelatihan pencegahan pelecehan seksual kepada para petugas keamanan kegiatan partainya. 

"Menyediakan infrastruktur yang ramah dan aksesibilitas dan memberikan pelatihan kepada para petugas keamanan terkait dengan potensi kekerasan seksual," ucapnya. 

Olivia juga menyebut jurnalis perempuan sangat rentan mengalami kekerasan seksual saat melakukan kerja-kerjanya. Sepanjang tahun 2022 saja sudah empat kasus yang dilaporkan ke Komnas Perempuan. 

"Komnas Perempuan mencatatkan 4 kasus kekerasan terhadap jurnalis perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan sepanjang tahun 2022 berupa kekerasan seksual dan kekerasan fisik," katanya. 

Sementara itu lanjut Olivia, pada tahun 2021, berdasarkan data Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media) dengan survei kepada 1.256 jurnalis ditemukan 85,7 persen jurnalis perempuan mengalami aneka bentuk kekerasan. 

"Terdapat 85,7 persen jurnalis perempuan mengalami aneka bentuk kekerasan, 14,3 persen tidak pernah mengalami kekerasan sama sekali. Selain kekerasan fisik, psikis dan seksual, jurnalis perempuan juga mengalami kekerasan berbasis siber," kata Olivia. 


BERITALAINNYA
BERITATERKINI