Naik 29.11%, Bank DKI Raup Laba Bersih Rp939,11 Miliar di Tahun 2022

Laporan: Zikri Maulana
Kamis, 09 Februari 2023 | 15:30 WIB
ATM Bank DKI/ Dok. Bank  DKI
ATM Bank DKI/ Dok. Bank DKI

SinPo.id - Bank DKI menutup tahun 2022 dengan capaian kinerja keuangan yang sangat baik. Pada Desember 2022 Bank DKI berhasil meraup laba bersih sebesar Rp939,11 miliar, meningkat 29,11% dibandingkan periode sebelumnya pada 2021, yakni sebesar Rp727,36 miliar. 

Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menyampaikan capaian kinerja keuangan yang sangat baik ini juga terlihat dari peningkatan penyaluran kredit sepanjang tahun 2022 yang tumbuh sebesar 23,53% menjadi Rp48,37 triliun pada Desember 2022, dari Rp39,16 triliun di tahun sebelumnya. 

"Pertumbuhan kredit ini didukung dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan membaiknya indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 1,75% pada Desember 2022 dari 2,98% pada Desember 2021," kata Fidri dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Februari 2023. 

Ia menjelaskan peningkatan kinerja tersebut dicapai melalui strategi ekspansi yang kuat serta sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan perusahaan-perusahaan swasta terkemuka. 

“Bersamaan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DKI melakukan Transformasi 5.0 secara menyeluruh dengan akselerasi kinerja penyaluran kredit dan ekspansi bisnis secara berkelanjutan, sebagai komitmen mendorong pemulihan ekonomi Indonesia meskipun masih ada tantangan ketidakpastian global” ucapnya. 

Selain itu, peningkatan penyaluran kredit Bank DKI ini juga didorong dengan tumbuhnya seluruh segmen kredit yang agresif secara year-on-year (yoy). Kredit mikro mengalami kenaikan 54,22% menjadi Rp2,56 triliun pada 2022 dari Rp1,66 triliun di 2021. 

Segmen kredit ritel mengalami peningkatan 40,30% menjadi Rp1,29 triliun pada 2022 dari Rp922,44 miliar di periode tahun sebelumnya. Sementara itu, segmen kredit konsumer tumbuh 13,61% menjadi Rp19,81 triliun pada Desember 2022 dari Rp17,43 triliun di Desember 2021. 

Kredit dengan skala lebih besar pun tumbuh sangat baik, seperti kredit sindikasi tumbuh secara signifikan sebesar 70,29% dari Rp3,71 triliun menjadi Rp6,31 triliun di Desember 2022. Kredit komersial tumbuh 15,40% menjadi Rp16,51 triliun pada tahun 2022 dari Rp14,30 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan kredit menengah tumbuh 67,28% dari Rp1,13 triliun menjadi Rp1,89 triliun di Desember 2022.

Bank DKI juga terus memperluas inklusi keuangan, salah satunya melalui digitalisasi pasar. Hal ini dilakukan dengan implementasi aplikasi JakOne Abank sebagai layanan perbankan inklusif, QRIS sebagai sistem pembayaran, dan fasilitas digital lainnya dalam ekosistem pasar. 

"Sebagai gambaran, Perumda Pasar Jaya saat ini mengelola 154 pasar di Jakarta, dengan lebih dari 200 ribu pedagang dan 2 juta pengunjung setiap hari," katanya. 

Sementara itu, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto merinci kenaikan laba bersih Bank DKI dicapai melalui peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp4,53 triliun pada Desember 2022, mengalami kenaikan 16,64% (yoy) dari Rp3,88 triliun pada periode tahun sebelumnya. 

Selain itu, peningkatan transaksi pada platform digital memainkan peran besar dalam mendongkrak pertumbuhan fee-based income sebesar 27,71% menjadi Rp576,01 miliar pada Desember 2022, dari Rp451,03 miliar pada Desember 2021. 

"Kendali yang baik terhadap beban bunga mempengaruhi peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 8,92% menjadi Rp2,93 triliun pada Desember 2022, dari Rp2,69 triliun pada Desember 2021," katanya.  

Indikator rasio kinerja keuangan penting Bank DKI juga menunjukkan perbaikan yang konsisten. Rasio Return on Equity (ROE) pada Desember 2022 mencapai 10,10%, lebih tinggi dari sebelumnya 7,96% di Desember 2021. 

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terjaga pada 78,19% dan Net Interest Margin (NIM) berada pada level moderat sebesar 4,71%. Hal ini menunjukkan Bank DKI mampu menjaga tingkat efisiensi dan menurunkan Cost of Fund (CoF) yang dimilikinya. 

“Bank DKI juga membentuk cadangan kerugian secara konservatif sebagai langkah Perseroan memitigasi tingkat kolektibilitas debitur dan memperkuat fondasi bisnis dalam menghadapi tantangan ekonomi global di masa depan.” kata Romy. sinpo

Komentar: