Prabowo dan Jokowi Naik Maung, Ini Filosofi Penamaan Maung

Laporan: Bayu Primanda
Rabu, 18 Januari 2023 | 16:36 WIB
Prabowo dan Jokowi bersama menjajal kehebatan Maung/Tim Media
Prabowo dan Jokowi bersama menjajal kehebatan Maung/Tim Media

SinPo.id -  Presiden Joko Widodo disopiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kehebatan kendaraan taktis buatan PT Pindad yang diberi nama Maung.

Kendaraan taktis tersebut merupakan kebanggaan anak bangsa, karena memang diciptakan sebagai mobil tempur segala medan.

Berikut ini SinPo.id membeberkan filosofi Maung yang dirangkum dari berbagai sumber.

Seorang Antropolog Amerika, Clifford Geertz dalam bukunya yang berjudul Tafsir Kebudayaan (1992) menguraikan makna dibalik sistem simbol yang ada pada suatu kebudayaan.

Antropolog yang terkenal melalui karyanya “Religion of Java” itu menyatakan bahwa sistem simbol merefleksikan kebudayaan tertentu. Jadi, bila ingin menginterpretasi sebuah kebudayaan maka dapat dilakukan dengan menafsirkan sistem simbolnya.

Sistem simbol sendiri merupakan salah satu dari tiga unsur pembentuk kebudayaan. Kedua unsur lainnya adalah sistem nilai dan sistem pengetahuan.

Menurut Geertz, relasi dari ketiga sistem tersebut adalah sistem makna (System of Meaning) yang berfungsi menginterpretasikan simbol dan, pada akhirnya, dapat menangkap sistem nilai dan pengetahuan dalam suatu kebudayaan.

Sementara Maung merupakan simbol keberanian yang dipercayai masyarakat Sunda pada umumnya.

Dalam kisah lain, Maung juga berkaitan dengan menjelmanya Prabu Siliwangi menjadi harimau yang belakangan dikenal dengan legenda hutan Sancang atau leuweung Sancang di Kabupaten Garut. Konon di hutan inilah Prabu Siliwangi beserta para loyalisnya menjelma menjadi harimau atau maung.

Hingga kini kisah harimau putih sebagai penjelmaan Siliwangi itu masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat di sekitar hutan Sancang. Bahkan, kisah ini menjadi semacam kearifan lokal (local wisdom).

Menurut masyarakat di sekitar hutan, bila ada pengunjung hutan  yang berperilaku buruk dan merusak kondisi ekologis hutan, maka ia akan “berhadapan” dengan harimau putih yang tak lain adalah Prabu Siliwangi.

Tidak masuk akal memang, namun di sisi lain, hal demikian dapat dipandang sebagai sistem pengetahuan masyarakat yang berhubungan dengan ekologi.

Masyarakat leuweung Sancang telah menyadari arti pentingnya keseimbangan ekosistem kehutanan, sehingga diperlukan instrumen pengendali perilaku manusia yang seringkali berhasrat merusak alam. Dan mitos harimau putih jelmaan Siliwangi lah yang menjadi instrumen kontrol sosial tersebut.

Mengingat PT Pindad yang memproduksi kendaraan taktis tersebut berlokasi di Bandung, Jawa Barat, nama Maung disematkan mewakili mobil tempur segala medan tersebut.sinpo

Komentar: