NASA Temukan Planet Pertama yang Mirip dengan Bumi
SinPo.id - Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA atau James Webb Space Telecope (JWST) berhasil menemukan planet pertama yang sangat mirip dengan Bumi.
Planet ini berukuran hampir sama persis dengan Bumi, sehingga membuat para ilmuwan NASA sangat yakin dengan ketepatan JWST.
Ini diharapkan menjadi awal dari serangkaian planet yang ditemukan oleh teleskop ruang angkasa baru milik NASA.
Dari teleskop luar angkasa tersebut, NASA melihat berbagai planet-planet lain dengan detail yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
JWST sendiri sejauh ini merupakan satu-satunya teleskop yang mampu mengkarakterisasi atmosfer planet-planet yang berada jauh dari tata surya.
Namun, untuk saat ini, para ilmuwan hanya dapat mengatakan apa yang mereka lihat, seperti pengamatan mereka terhadap Titan, bulan Saturnus tentang tebal atmosfer di planet tersebut.
Para peneliti berharap dapat mengkarakterisasi atmosfer planet yang jauh dengan lebih baik dari waktu ke waktu.
Setidaknya, temuan tersebut berhasil menunjukkan kegunaan JWST dalam mempelajari planet lain, dengan lebih banyak detail dalam pengembangannya di masa mendatang.
“Hasil pengamatan pertama dari planet berbatu seukuran Bumi ini membuka pintu ke banyak kemungkinan di masa depan untuk mempelajari atmosfer planet berbatu dengan Webb,” ujar Direktur Divisi Astrofisika, Mark Clampin di Markas Besar NASA, Washington yang dikutip dari Independent.co.uk.
“Webb membawa kita semakin dekat ke pemahaman baru tentang dunia mirip Bumi di luar Tata Surya, dan misinya baru saja dimulai.” sambung Mark.
Planet tersebut pun dinamai LHS 475 b dan berjarak 41 tahun cahaya di konstelasi Octans.
Petunjuk tentang hal itu pertama kali terlihat dalam data dari Satelit Survei Transit Exoplanet NASA, atau TESS, tetapi JWST dapat melihat dan mengonfirmasinya dengan cepat.
Banyak yang masih belum diketahui tentang dunia. Tetapi pengamatan awal telah mengkonfirmasi beberapa detail tentangnya: diameternya 99 persen dari Bumi dan beberapa ratus derajat lebih hangat dari planet Bumi.
Planet kecil berbatu seperti itu tetap sulit dipahami, karena ukurannya yang kecil membutuhkan pembaruan instrumen untuk melihatnya.
Namun temuan baru menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan JWST akan memungkinkan melihat planet lain dengan lebih baik menggunakan teknologi baru.
“Konfirmasi planet berbatu ini menyoroti ketepatan instrumen misi,” kata Kevin Stevenson dari Universitas Johns Hopkins, yang membantu memimpin pekerjaan tersebut.
"Dan itu hanya yang pertama dari banyak penemuan yang akan dibuatnya." tukas Hopkins.