Tolak Kekalahan, Pendukung Mantan Presiden Brasil Serbu Istana Presiden
SinPo.id - Pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, yang menolak untuk menerima kekalahan dalam pemilihan telah menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung di ibu kota, Brasilia.
Dari video yang tersebar di media sosial menunjukkan pendukung Bolsonaro menghancurkan jendela dan furnitur di gedung Kongres Nasional dan Mahkamah Agung pada hari Minggu.
Mereka bahkan naik ke atap gedung Kongres, tempat Senat Brasil dan Deputi menjalankan urusan legislatif mereka. Pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan 'intervensi' dan seruan nyata kepada militer Brasil.
Menanggapi pengepungan tersebut, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva yang baru saja dilantik, menyalahkan Bolsonaro dan mengeluh tentang kurangnya keamanan di ibu kota, dengan mengatakan pihak berwenang telah mengizinkan "fasis" dan "fanatik" untuk mendatangkan malapetaka.
“Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik, fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini. Semua orang yang melakukan ini akan ditangkap dan akan dihukum," kata Lula, dilansir dari Al Jazeera, Senin 9 Januari 2023.
Pasalnya, Bolsonaro, yang belum mengakui kekalahan dalam pemungutan suara, telah menyebarkan klaim palsu dengan mengatakan sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap penipuan. Sehingga hal tersebut memicu protes terhadap kemenangan Lula.
Para pengunjuk rasa bahkan telah memblokir jalan, membakar kendaraan dan berkumpul di luar gedung militer, meminta angkatan bersenjata untuk campur tangan.
“Pembunuh genosida ini mendorong aksi unjuk rasa melalui media sosial dari Miami. Semua orang tahu ada berbagai pidato mantan presiden yang mendorong hal ini," kata Lula, merujuk pada Bolsonaro yang saat ini berada di negara bagian Florida, Amerika Serikat.
Namun Bolsonaro membantah tuduhan Lula terhadapnya melalui akun Twitter pribadinya, setelah enam jam diam tanpa memberikan komentar apa pun terkait kerusuhan tersebut.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, menggambarkan situasi di Brasil sebagai tindakan yang keterlaluan dan dia berharap dapat terus bekerja sama dengan Lula.
“Saya mengutuk serangan terhadap demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai di Brasil. Institusi demokrasi Brasil mendapat dukungan penuh kami dan keinginan rakyat Brasil tidak boleh diremehkan,” kata Biden di Twitter.