Waspada Ancaman Inflasi 2023, Wamenkeu Sebut Daya Beli Masyarakat Indonesia Masih Terjaga

Laporan: Sinpo
Senin, 02 Januari 2023 | 20:13 WIB
Pangudi Luhur Alumni Club: Economic Outlook 2023
Pangudi Luhur Alumni Club: Economic Outlook 2023

SinPo.id -  International Monetary Fund (IMF) memprediksi adanya
ancaman resesi di sejumlah negara, mengingat prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi
global di tahun 2023.

Prediksi ini membandingkan penurunan dari 6% di tahun 2021, menjadi
2,7% pada tahun 2023 mendatang. Efek krisis ekonomi dari pandemi Covid-19 yang
berkepanjangan menyebabkan implikasi makro ekonomi yang lebih luas.

Selain itu, konflik
bersenjata antara Rusia dengan Ukraina juga menambah ketidakpastian dinamika ekonomi
politik di tahun mendatang.

Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara menjelaskan bahwa meskipun kondisi ekonomi
masih tidak menentu, upaya pemulihan ekonomi di Indonesia sudah mulai berjalan. Hal ini
dapat dilihat dari mobilitas masyarakat yang memicu perputaran roda perekonomian Indonesia.

"Jadi supaya kegiatan ekonominya bergerak, mobilitas masyarakat perlu terus naik. Di sisi lain,
kita perlu menyadari bahwa Covid-19 masih berada di luaran dan penularan harus sebisa
mungkin kita tekan terus lewat penerapan protokol kesehatan.” ujar Suahasil di acara Pangudi
Luhur Alumni Club: Economic Outlook 2023.

Alumni SMA Pangudi Luhur tahun 1988 itu memaparkan bahwa daya beli Indonesia saat ini
masih terjaga di tengah ancaman inflasi. Suahasil menilai mobilitas masyarakat meningkatkan
pertumbuhan kegiatan ekonomi. “Perekonomian Indonesia sudah berjalan ke arah yang positif.
Hal itu dapat dilihat dari kedigdayaan perekonomian Indonesia, dimana pertumbuhan ekonomi
Indonesia di Q3 tahun 2022 ini, berhasil mengalami peningkatan hingga 5,7%.” tambah
Suahasil.
Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, namun angka inflasi juga bergerak ke tren yang
serupa. Suahasil juga menghimbau masyarakat untuk tetap optimis dan waspada, “Yang bisa
dilakukan masyarakat adalah tetap optimis dengan segala kegiatan ekonomi sekaligus
waspada akan dampak penyebaran Covid-19 dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang kita
jalankan. Optimisme serta kewaspadaan menjadi modal masyarakat Indonesia agar dapat
bertahan di tengah ketidakpastian global."
Senada dengan komentar Wamenkeu perihal optimisme dan kewaspadaan di tengah
ketidakpastian ekonomi, Gusti Kahari, Head of Public Policy and Stakeholder Engagement
Pluang, yang juga merupakan alumni Pangudi Luhur angkatan 2001 ini pun mengutarakan
bahwa pemulihan ekonomi bisa didorong dengan berkolaborasi dalam peningkatan program
literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Berbicara soal investasi, dinamika makro ekonomi yang diprediksi akan terus volatil
sebelumnya merupakan satu dari segala jenis faktor penentu pengalaman berinvestasi.
Dinamika inflasi global yang berimplikasi pada meningkatnya suku bunga AS dan outflow
capital besar-besaran pada aset investasi berisiko tinggi patutnya menjadi pengingat bahwa
investasi di tahun 2023 perlu upaya navigasi portofolio.
“Pembatasan sosial di masa pandemi dan krisis ekonomi yang dialami mendorong masyarakat
berusaha mencari alternatif pendapatan pasif dan meningkatkan kapasitas pengetahuan
keuangannya. Pluang sebagai platform investasi multi-aset tentunya terus berkomitmen
menjadi kanal penyedia konten edukasi keuangan guna memperluas cakupan literasi dan
inklusi keuangan, yang harapannya dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi
nasional.” tutup Gusti.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI