Soal Ambulans Lawan Arah di Bogor, ISESS: Harus Diusut Perizinan

Laporan: Sinpo
Minggu, 25 Desember 2022 | 20:47 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, meminta aparat kepolisian mengusut perizinan penggunaan ambulans milik politisi Partai Nasdem yang digunakan tidak semestinya dan melawan arus di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat 23 Desember 2022. 

“Perizinan juga harus disertai sertifikasi pengemudi ambulans, agar tidak sembarangan. Intinya memang harus diusut perizinannya,” ujarnya kepada wartawan, Jakarta, Minggu 25 Desember 2022. 

Menurut dia, perlu ada aturan yang lebih detail terkait izin pemanfaatan mobil pribadi sebagai ambulans.Karena ke depan, menurut Bambang, menjelang Pemilu 2024, penggunaan label-label ambulans seperti itu akan semakin marak.
Bambang menyampaikan, bahwa apa yang dilakukan petugas kepolisian terhadap ambulans berlabel politisi Partai Nasdem di kawasan Puncak itu sudah benar.

“Apapun alasannya dan siapapun penggunanya, memanfaatkan fasilitas ambulans di jalan raya bukan untuk peruntukannya tentu adalah pembohongan yang harus ditindak,” ungkapnya.

Bambang mengatakan, bahwa kasus seperti itu bukan yang pertama kali terjadi. Oleh karena itu, Bambang menyatakan, harus ada tindakan tegas dari aparat Kepolisian, baik untuk pengemudinya maupun terhadap izin ambulannya.

“Jadi, sudah benar apa yang dilakukan petugas Kepolisian di lapangan itu,” katanya.

Seperti diketahui, Satlantas Polres Bogor menindak mobil ambulans berstiker Partai Nasdem dan Anggota DPRD DKI Jakarta. Mobil tersebut melawan arus di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

Mobil ambulans dengan nomor polisi B 1489 UKP itu melawan arus lalu lintas saat sedang operasi Lilin Lodaya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Kanit Turjawali Lantas Polres Bogor, Ipda Ardian mengatakan, mobil ambulans datang dari arah Jakarta menuju Puncak dengan melawan arus membawa iring-iringan bus. Ambulans tersebut membunyikan sirine dan rotator saat melawan arus tepatnya di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor.

Polisi yang tengah bertugas pun merasa aneh saat melihat ambulans melintas dengan melawan arah. Sejumlah petugas langsung menghampiri dan memberhentikan ambulans tersebut.

Saat dicek, ternyata ambulans tersebut tidak membawa pasien sakit. Petugas pun semakin curiga. Petugas kemudian bertanya ke sopir ambulans itu. Namun, sang sopir justru mengatakan bahwa ambulans sedang membawa bantuan donasi gempa.

Petugas kemudian memeriksa dan menggeledah ambulans itu, ternyata mobil ambulans ini tidak membawa apapun. Polisi akhirnya meminta sopir untuk turun dan membuka mobil ambulans.

Saat dibuka, terdapat empat orang penumpang dewasa. Di dalam ambulans itu tidak terlihat fasilitas kesehatan seperti tabung oksigen, bahkan tandu sekalipun. “Setelah kami dalami, ternyata ambulans tersebut membawa barang untuk digunakan family gathering salah satu pengurus partai," ujar Ardian.

Petugas kepolisian pun kembali memeriksa sopir ambulans tersebut. Sang sopir akhirnya mengakui perbuatannya.
Polisi menemukan printer dan barang-barang keperluan family gathering.
Ardian memastikan bahwa di dalam ambulans tersebut tidak ditemukan perlengkapan medis.

"Bus yang dikawal itu juga ternyata peserta-peserta gathering. Ada puluhan orang di dalam bus itu," beber Ardian.

Tak sampai di situ, sopir itu juga tidak bisa menunjukan surat-surat kendaraan.
Polisi kemudian menyita rotator, srobo, dan mengamankan mobil ambulans tersebut di Pospol Gadog.sinpo

Komentar: