Ridwan Hisjam Mengaku Siap apabila Menerima Mandat ini dari Partai Golkar

Laporan:
Selasa, 21 November 2017 | 11:59 WIB
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Jakarta, sinpo.id - Hari ini, Partai Golkar akan menggelar rapat pleno guna membahas pergantian Setya Novanto sebagai Ketua DPR, menyusul ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP oleh KPK.

Setidaknya ada lima calon di internal Partai Golkar yang digadang-gadang akan menggantikan Setya Novanto. Kelima orang itu yakni, Robert Joppy Kardinal, Ridwan Hisjam, Agus Gumiwang, Aziz Syamsuddin dan Kahar Muzakir.

Saat dikonfirmasi, Ridwan Hisjam membenarkan adanya perihal tersebut. Ia pun siap jika diamanatkan oleh partai untuk menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketua DPR.

“Kalau itu menjadi keputusan partai saya siap,” paparnya kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Selasa (21/11). 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Ketua DPRD Jawa Timur,  pernah juga menjadi Pimpinan Komisi X DPR, dan saat ini sebagai pimpinan Fraksi Partai Golkar di DPR. Dengan pengalamannya itu, Ridwan yakin bisa menjalankan tugasnya di DPR terutama dibidang legislasi dan pengawasan.

“Memang banyak hal yang mesti diperbaiki di DPR, fokus utamanya dibidang legislasi dan pengawasan. Masih banyak RUU yang belum disahkan, padahal masyarakat menghendaki produk UU yang disahkan DPR bisa memberikan dampak kesejahteraan,” lanjutnya.

Sebelumnya Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, rapat pleno akan memutuskan penarikan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto dari jabatan Ketua DPR RI. Paling lambat keputusan itu sudah bisa disahkan dalam minggu ini.

“Besok kami putuskan bahwa menarik Setya Novanto sebagai ketua DPR RI. Langsung insya Allah dalam minggu ini diisi,” ucap Nurdin.

Menurutnya, apabila anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, penuh amanah, ia percaya momentum ini bisa dijadikan Partai Golkar bangkit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Ridwan khawatir selogan “Suara Golkar Suara Rakyat” akan menjadi bahan tertawaan karena beberapa ulah para kader yang berperilaku negatif.

“Kita tentu tidak ingin partai ini terus menerus di tinggal masyarakat karena kinerja kita yang tidak mencerminkan suara mereka. Jadi saya kira ini momentum untuk mengoreksi diri, bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengembalikan amanah rakyat yang kini sudah semakin hilang,” tegasnya sekaligus mengakhiri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI