Masyarakat Belum Beralih ke Angkutan Umum, Pelebaran Trotoar Hanya Tambah Kemacetan

Laporan: Zikri Maulana
Rabu, 30 November 2022 | 16:55 WIB
Pelebaran trotoar di Jakarta/ Pemkot Jakpus
Pelebaran trotoar di Jakarta/ Pemkot Jakpus

SinPo.id - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai, pelebaran trotoar di DKI Jakarta justru akan menambah kemacetan ketika belum ada peralihan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi publik atau angkutan umum. 

"Jelas, karena lebar jalan berkurang tapi mobil dan motornya jumlahnya masih sama," kata Anggara dalam keterangannya, Rabu 30 November 2022. 

Politisi yang karib disapa Ara ini mengatakan, pelebaran trotoar untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta hanya akan efektif, jika masyarakat sudah menjadikan berjalan kaki menjadi alternatif yang nyaman. 

"Kalau mau trotoar lebar ini efektif kurangi kemacetan, harus ada upaya sistematis untuk bikin masyarakat nyaman jalan kaki," kata Ara. 

Menurut Ara, jika optimalisasi pembangunan trotoar di DKI hanya sebatas pelebaran, justru hanya akan akan menambah parah tingkat kemacetan. Menurutnya, masih banyak langkah berikutnya yang harus dilakukan untuk mendorong perilaku masyarakat beralih ke moda transportasi publik. 

"Jangkauan transportasi umum mutlak jadi syarat, kita tambah kenyamanan dan jumlah armada agar masyarakat bisa mengandalkan transportasi umum dipadukan dengan berjalan kaki dari tempat berangkat ke angkutan umum lalu turun dari angkutan umum ke tempat tujuan," ucapnya. 

Selain itu, Ara juga menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga harus meningkatkan pengawasan, untuk menjaga trotoar berfungsi sebagaimana peruntukannya. 

"Jangan ada yang parkir, jadi lintasan motor, atau bahkan dijadikan lapak ilegal. Agar pejalan kaki juga nyaman jalan di sana," katanya. 

Lebih lanjut, ia berpendapat, pemerataan revitalisasi trotoar di beberapa wilayah di DKI juga sangat penting. Pasalnya, kata Ara, Jakarta bukan hanya sebatas kawasan Sudirman Thamrin dan sekitarnya. 

"Jangan sampai yang tinggal di Jakarta Barat atau Timur malas naik angkutan umum karena gak nyaman jalan kaki menuju transportasi umumnya," ucapnya. 

Kendati demikian, ia mendorong optimalisasi trotoar tersebut terus berlanjut, dengan mengoptimalkan fungsi dari trotoar sebagaimana peruntukannya. Sebab, kata dia, penyempitan kembali trotoar yang sudah dibangun bukanlah solusi baik. 

"Kalau menurut saya kita jangan mundur. Gak mungkin kita bongkar lagi trotoar yang sudah dibangun. Kita lihat ke depan agar fungsinya bisa optimal mengurangi kemacetan karena bisa jadi alternatif orang banyak," ucapnya. 

"Baru setelah semuanya ideal kita tingkatkan pembatasan atau disinsentif untuk pengguna kendaraan pribadi," tambahnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI