Indonesia Jaga Perekonomian Tetap Kondusif Pasca G20

Laporan: Bayu Primanda
Jumat, 25 November 2022 | 07:57 WIB
Menkoperekonomian saat bertemu dengan delegasi negara peserta KTT G20/Kemenkoperekonomian
Menkoperekonomian saat bertemu dengan delegasi negara peserta KTT G20/Kemenkoperekonomian

SinPo.id -  Ekonom INDEF Andri Satrio Nugroho mengatakan bahwa citra positif ditambah pencapaian kerjasama perekonomian dengan negara negara G20, Indonesia beruntung memiliki ekonomi domestik yang kuat.

“Terkait dengan G20, memang saya rasa cukup baik ini menjadi momentum balik kepada indonesia di kancah internasional, sebetulnya kita masih berpegang pada inward looking, fokus ke dalam negeri ketimbang keluar,“ ungkap Andri dalam keterangannya, Kamis, 24 November 2022.

Pernyataan Andri tersebut menanggapi klaim yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa kesuksesan Presidensi G20 membawa dampak positif terhadap citra indonesia di mata internasional, baik dalam sektor hubungan internasional maupun ekonomi.

"Mereka, negara-negara besar, sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilahnya the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN. Dengan demikian, alternatif investasinya, melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia," kata Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Andri mengatakan, saat ini Indonesia sudah menjadi perhatian dunia, Asia, dikenal sebagai negara yang memiliki pasar yang besar.

"Bahkan akan menghadapi bonus demografi ketika banyak dari anak muda mendominasi penduduk jumlah total di penduduk di Indonesia,” ungkap Andri.

“Jumlah penduduk tinggi, pangsa pasar besar, daya beli baik,maka investor tertarik masuk ke indonesia. Namun apakah hanya berpuas diri sebagai pasar saja, tentu tidak,” sebut Andri.

Untuk itulah, imbuhnya, perlu ditarik investasi-investasi yang berorientasi ekspor, karena dengan begitu maka kualitas barang produksi indonesia berkualitas dan bersaing di kancah dunia sehingga kondisi perekonomian tetap impresif di tengah tekanan krisis ekonomi global.

Ketahanan Pangan

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet lebih menyoroti persoalan ketersediaan pangan untuk ketahanan ekonomi Indonesia menghadapi tekanan ekonomi global.

Menurut Yusuf, pemerintah perlu mewaspadai ancaman krisis pangan global yang bisa berdampak pada harga pangan dalam negeri.

"Pemerintah perlu tetap waspada terkait dengan kondisi ketidakpastian global terutama dalam konteks gejolak pangan karena ini tentu akan mempengaruhi pergerakan harga pangan juga di domestik," tandasnya.

Yusuf menggarisbawahi bahwa pangan berkait erat dengan inflasi. Saat ini, harga pangan tercatat cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.

"Apabila kenaikan harga pangan terjadi maka bukan tidak mungkin inflasi juga akan ikut meningkat atau bertahan pada level yang tinggi baik di tahun ini maupun di tahun depan," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI