Uji Publik Buku Tafsir Tematik Moderasi Beragama, Cara Penyampaian Moderasi Beragama Secara Kreatif

Laporan: Sinpo
Jumat, 25 November 2022 | 04:53 WIB
Kaban Suyitno memberi pengarahan pada Uji Publik Buku Tafsir Tematik Moderasi Beragama di Solo, Kamis (24/11/2022)
Kaban Suyitno memberi pengarahan pada Uji Publik Buku Tafsir Tematik Moderasi Beragama di Solo, Kamis (24/11/2022)

SinPo.id -  Kementerian Agama menggelar uji publik buku Tafsir Tematik Moderasi Beragama di Surakarta. Giat ini diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Buku Tafsir Tematik itu nantinya akan diterbitkan oleh LPMQ.

"Kalau kita menghendaki negara ini tetap damai, rukun, dan bersahabat solusinya adalah moderasi beragama yang implementatif (bil amali) bukan semata teoritik (bil ilmi),” ujar Kepala Balitbang Diklat Suyitno saat membuka acara di Solo, seperti dilansir laman Kemenag

Menurutnya, banyak orang mengaku beriman tetapi perilakunya masih banyak menyimpang dari ajaran agama. Hal itu terjadi karena iman mereka hanya sampai pada tasdiqun bil qalbi (pembenaran dalam hati), wa ikrarun bil lisan (pengakuan dengan lisan), dan belum dalam tahap 'amalun bil arkan (implementasi nyata dengan perbuatan).

"Saya berharap moderasi beragama tidak terjebak seperti itu. Seperti orang belajar ilmu tasawuf, tapi prilakunya tidak seperti sufi,” ungkapnya.

Kaban berharap, pengarusutamaan moderasi beragama dapat ditempuh dengan beragam cara yang kreatif. Sebab, gejala intoleransi dan bibit-bibit ektremisme sudah masuk di berbagai lini, termasuk pada Generasi Z (Gen Z) yang lahir tahun 1996-2009 atau disebut generasi internet.

"Yang disasar ektremisme adalah Gen Z, maka moderasi beragama harus disampaikan dengan kreatif sesuai dengan dunia mereka saat ini," pesan pria kelahiran Tulungagung ini.

"Isi konten-konten medsos kita dengan nilai-nilai moderasi beragama yang mudah dicerna. Sajikan kandungan dari buku moderasi beragama dengan cara yang ringan. Karena generasi sekarang cenderung ingin cepat dan instan. Mereka bisa melakukan empat pekerjaan sekaligus dalam satu waktu: membaca, sambil mendengarkan musik, bernyanyi, dan makan," ujarnya.

Selain kreatif memanfaatkan media sosial, lanjut Kaban, moderasi beragama juga bisa disampaikan melalui pendekatan budaya.

"Pendekatan budaya jangan dianggap remeh. Para pekerja seni, budayawan, atau publik figur, boleh jadi lebih didengar oleh Gen Z karena diidolakan," imbuhnya mengingatkan.

Mewakili Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi, menanbahkan uji publik adalah upaya LPMQ menjaring masukan-masukan dari masyarakat atas produk hasil kajian LPMQ sebelum produk ini dicetak dan disebarluaskan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI