Saling Uji KPK dan Novanto
Jakarta, sinpo.id - Sejak kelahirannya, hingga kini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak pernah lepas dari kepercayaan publik yang sangat tinggi. Lembaga anti-rasuah itu selalu bertengger di posisi tiga besar dalam setiap survey yang dilakukan terhadap belasan lembaga negara dan swasta.
Tapi kini, wibawa KPK sedang diuji oleh kasus mega korupsi yang menyeret nama Ketua DPR RI, Setya Novanto.
Ketua Umum partai Golkar ini bukanlah orang sembarangan. Sejak era awal Reformasi, setiap terkena jeratan hukum, Setnov selalu lolos dan menjadi pemenangnya. Apalagi kini Setnov menjadi ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar.
"Tapi kini kesaktian Setnov diuji oleh KPK," kata pengamat politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny Januar Ali, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/11/2017).
Denny menganalogikan kasus ini bak pertandingan sepak bola. Ibarat pertarungan final, dan tak ada juara kembar. Sistem dan aturan main sudah ditetapkan harus ada pemenangnya. Bahkan jika seri di dua babak, diberikan waktu perpanjangan 2 kali 15 menit. Jika masih seri juga, harus ada adu penalti. Penonton ada di sana menanti pemenang.
"Ibarat real final bola, kini KPK versus Novanto masuk babak adu penalti. Babak pertama, Setnov menang. Praperadilan membebaskannya dari status tersangka. babak kedua, KPK menang, Setnov kembali menjadi tersangka," ungkapnya.
"Per detik ini, ketika tulisan ini dibuat, kita sedang menunggu pemain masuk kembali ke lapangan untuk adu penalti. Pada babak ini, tak bisa tidak, harus keluar satu pemenang. KPK kah? Setnov kah?," kata Denny melanjutkan.
Selain itu juga terdapat dua hal yang dapat ikut menentukan siapa pemenangnya, yakni desakan opini publik. Seberapa kokoh opini publik memihak. Jika opini publik memihak dengan militansi tinggi, bahkan Presiden ke-2 Soeharto pun bisa tertunduk lesu harus menerima kekalahan.
Dan yang kedua menurut Denny adalah politik elite, terutama aparat penegak hukum. Seberapa kuat aparat hukum ini bersikap. Hal terpenting adalah membaca sinyal Presiden Joko Widodo, ke mana arahnya.
"Kita berharap jangan terlalu lama ini drama the real final ini. Indonesia banyak masalah lain yang penting. Bedasarkan hasil survei LSI, publik semakin khawatir soal lapangan pekerjaan, harga sembako dan juga ketimpangan ekonomi," pungkasnya.

