Hadapi Krisis Pangan, Indonesia Miliki Stok Beras Berlimpah Hingga 10,2 Juta Ton

Laporan: Sinpo
Senin, 14 November 2022 | 05:42 WIB
Ilustrasi beras/pixabay
Ilustrasi beras/pixabay

SinPo.id -  Indonesia memiliki stok beras berlimpah yakni sebesar 10,2 juta ton. Presiden Joko Widodo telah menyiapkan cadangan pangan dalam hal ini beras yang cukup besar untuk memenuhi pasokan dalam negeri dan membantu negara yang membutuhkan demi ketahanan pangan global.

“Kami sekarang overstock, sekarang ini stok beras 10,2 juta ton, Bapak Presiden sudah siapkan cadangan yang cukup besar untuk negara-negara tertentu untuk bisa membantunya termasuk Afrika,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,  dalam Global Food Security Forum, pada Minggu 13 November 2022. 

Menurut dia, seluruh negara yang termasuk G20 tidak boleh membatasi ekspor sektor pangan. Hal ini sangatlah penting dan tidak boleh bersoal hanya karena kepentingan negaranya sendiri. 

"Pangan adalah human right. Oleh karena itu tidak boleh ada negara di G20 ini menutup diri atau membatasi ekspornya atau memproteksi hanya kepentingan nasional karena kita sudah menyepakatinya," lanjutnya. 

Untuk pasokan dalam negeri, sebelumnya Mentan Syahrul telah menegaskan bahwa pasokan beras aman terlihat dari data saat puncak panen pertama pada Januari-April 2022 menghasilkan lebih dari 18 juta ton. Pada panen kedua sekitar Agustus 2022 tersedia sekitar 13 juta ton. 

“Nah oleh karena itu setara berasnya 32 juta sekian dan yang kita makan kurang lebih 30 juta sekian. Artinya apa? overstok kita cukup," ujarnya.

Berdasarkan hasil sensus oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan bahwa sekitar 60 persen pasokan tersebut berada di tangan masyarakat. Dengan ketersediaan yang mencukupi tersebut, Mentan Syahrul menyampaikan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menambah stok beras melalui beras cadangan yang ada di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) sebelum akhir 2022. 

"Ya saya sangat yakin ketersediaan cukup, bahkan data yang ada saat 2022 ini produktivitas lahan yang kita tanami sangat besar. Boleh tanya semuanya kita tidak pernah dengar ada lahan yang puso kan? Tidak pernah ada lahan yang (terdampak) bencana maksimal kan? Oleh karena itu, pasti saja hasilnya bisa kita perkirakan sesuai asumsi-asumsi atau teori-teori untuk mendapatkan hasil seperti apa," tandasnya. 

Dirinya pun berharap berharap fluktuasi harga beras dapat tertangani. Berdasarkan laporan dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan pada pekan ini (7-12 November 2022), harga beras premium dan medium masing-masing stabil di Rp12.800 per kg dan Rp10.900 per kg. 

Adapun sepanjang 2022 hingga hari ini, harga beras premium telah naik 3,23 persen setara Rp400 sedangkan beras medium naik lebih tinggi, yakni 5,83 persen atau setara Rp600 per kg. 

Kementerian Pertanian bersama Perum Bulog pun telah menyepakati pembelian beras petani di Jawa Tengah dan Kulon Progo sebanyak 150.000 ton. Bahkan harga beli yang ada mencapai Rp 9.700 per kg. sinpo

Komentar: