Terkait Hari Pahlawan, Heroisme Bukan Dipakai Saat Perang Melawan Penjajah Saja!

Redaksi
Kamis, 09 November 2017 | 19:22 WIB
Patung Pangeran Diponegoro - Foto: Istimewa
Patung Pangeran Diponegoro - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Pahlawan merupakan sosok atau figur yang memiliki jasa besar kepada negara dan rakyat Indonesia. Sosok pahlawan menjadikan dirinya dikenang sepanjang masa dalam sanubari rakyat Indonesia. Sosok pahlawan juga merupakan sosok yang mulia, karena berjuang dan bekerja untuk memuliakan manusia. Memuliakan sesama dan memuliakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulia di dunia dan mulia di akhirat kelak.

Tanggal 10 November yakni hari Jum’at, kita akan memperingati Hari Pahlawan. Ujang Komarudin selaku Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) memberikan tanggapannya.

“Jadi, negara dan warganya menjadi tempat perjuangan dan pengabdian dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. 10 November diperingati sebagai hari pahlawan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam medan pertempuran di Surabaya. Begitu gigih dan heroiknya para pahlawan dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan nagara dari serangan musuh. Mereka rela meregang nyawa untuk Indonesia. Indonesia yang merdeka,” ungkap Ujang kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Kamis (9/11).

Beliau juga mengatakan, bahwa meneladani para pahlawan tidaklah sulit. Namun bukan berarti mudah. Tergantung kepada kita yang melakukannya. Nilai-nilai heroik yang diajarkan oleh pahlawan harus ditiru dan diteladani oleh kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Nilai heroisme dipakai bukan hanya ketika kita berperang dalam melawan penjajah. Tetapi bisa digunakan untuk menyemangati diri kita dan orang lain untuk belajar dan bekerja keras untuk memajukan Indonesia.

“Meneladani para pahlawan tidak sulit kok, bukan berarti pula ini mudah. Nilai-nilai heroik yang diajarkan oleh pahlawan harus ditiru dan diteladani oleh kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Nilai heroisme dipakai bukan hanya ketika kita berperang dalam melawan penjajah,”lanjutnya.

Ujang juga mengungkapkan, bahwa pahlawan ada untuk diteladani, bukan untuk dicaci. Pahlawan ada untuk menjadi inspirasi. Pahlawan ada untuk dihormati, bukan untuk diingkari. Pahlawan ada untuk dicintai, bukan untuk dikelabui. Pahlawan ada untuk dimuliakan, bukan untuk dihinakan. Pahlawan ada untuk dikenang jasa-jasanya, bukan untuk dilupakan. Pahlawan ada untuk diberi tanda jasa, bukan untuk diberi janji-janji biasa. Dan pahlawan ada untuk didoakan bukan untuk dilupakan.

“Para pahlawan diteladani karena kebesaran jiwanya yang mau berjuang untuk negara dan masyarakat. Tulus dan ikhlas berjuang dan bekerja untuk kemanusiaan. Membangun jiwa optimisme dan membangun kecintaan terhadap tanah airnya. Karena cinta tanah air merupakan bagian dari iman dan berjuang diniatkan hanya untuk Allah SWT semata. Tuhan pemilik alam semesta yang telah menganugerahkan kemerdekaan kepada kita bangsa Indonesia,” tegasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) memaparkan, jasa para pahlawan begitu besarnya sehinggaa kita harus menghargai dan menghormati keluarga dan keturunannya. Jasa para pahlawan tidak bisa dihitung, diukur dan tidak akan bisa terbalaskan. Oleh karena itu, kita harus meneladaninya dengan cara mengisi kemerdekaan dengan cara-cara yang positif, kreatif, dan inovatif sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang besar.

“Jasa para pahlawan tidak bisa dihitung, diukur dan tidak akan bisa terbalaskan. Dan setiap kita bisa menjadi pahlawan yang juga akan diteladani oleh generasi mendatang. Selamat hari pahlawan, kami akan selalu mengenangmu,” tutupnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI