Satoe penjair Vlaming tentang orang Tionghoa
SinPo.id - Kisah penyair Belgia mendapat surat Vlaamsch yang ingin belajar sastra dan etika tionghoa menjadi laporan koran Sin Po edisi 26 Oktober 1929. Dalam laporan itu, penjair A. Mussche, dari Volkshoogeschool di Gent, menulis tentang kesopanan Tionghoa dan Hindoe
Dari Gent (Belgie) kita dapet trima satoe soerat dari satoe penjair Vlaamsch terkenal jang njataken pada kita, ia sanget ingin berladjar kenal dengen ..Aasopanan Tionghoa" dan sebisanja ia hendak siarken lebih banjak pengatahoean tentang kasopanan Tionghoa dan laen bangsa Timeer di Vlaanderen.
Brikoet itoe soerat ia kirimken kita satoe lembar dari soerat kabar ”Vooruit” jang terbit di Gent dan dalem mana ia ada sedikit bitjaraken kasopanan Tionghoa dan Hindoe.
Ini penjair ada A. Mussche, pengoeroes dari Volkshoogeschool di Gent, pembantoe dari „De Stem” dan penoelis dari sairan „De twee Vaderlanden" boeat apa ia dapet Beernaert-prys dari Koninklyke Vlaamsche Academie dan staatsprys boeat sairan.
Dalem ia poenja toelisan tentang kasopanan Tionghoa dan Hindoe ia hoendjoek begimana orang Tionghoa toeroetama ada orang jang practisch dan tida soeka mengimpi saperti bangsa Hindoe (satoe anggepan jang sering dinjataken, tapi jang tida benar seanteronja).
Lantaran itoe sifat practisch di Tiongkok peladjarannja Khong Tjoe jang tjetek djadi lebih „lakoe” dari pladjarannja Lao Tze jang lebih dalem. Peladjarannja Khong Tjoe tida kenal mystiek dan kaloe mystiek maoe di bandingken dengen pakean, Khong Tjoe poenja peladjaran seperti terlandjang boelet-boelet.
Pokonja Khong Tjoe poenja pladjaran ada caritas, jalah perasahan tjinta pada sesama menoesia dan ini digoenaken sebagi dasar, soepaja manoesia idoep beroentoeng antara manoesia di ini doenia, zonder rewelken apa sasoedanja ,,mati” ada doenia laen atawa tida.
Lantaran ini Mussche namaken Pladjarannja Khong Tjoe ”de allermenschelijkste „religie" van het allermenschelijkste volk.”