Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Bertambah, DPR Dorong Sosialisasi Pengobatan Tanpa Obat Sirup

Laporan: Sinpo
Jumat, 21 Oktober 2022 | 04:52 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo/ist
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo/ist

SinPo.id -  Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, parlemen  mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran kasus gagal ginjal akut misterius  yang menyerang pada anak.

“Kondisi ini memang memprihatinkan. Kita mendapat ujian lagi, penyakit gagal ginjal akut misterius ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.  Sementara itu  kasus bertambah terus dan sudah banyak anak-anak kita yang meninggal. Menyikapi keadaan ini, parlemen  mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah,” kata Rahmad Handoyo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, pada Kamis 20 Oktober 2022. 

Legislator PDI Perjuangan ini mengatakan,  pihaknya juga setuju dan dukung penuh langkah pemerintah yang mengeluarkan surat edaran  penghentian untuk sementara penggunaan penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan. Hal ini disebabkan adanya dugaan  pada obat cair atau syrup mengandung  etilen glikol (EG) yang diduga bisa merusak ginjal.

“Larangan penggunaan obat siurup atau  cair sebagai antisipasi penyakit gagal ginjal akut pada anak ini harus jadi perhatian semua pihak. Tak hanya  para orang tua, tapi apotik  dan puskesmas,  semua  harus menghentikan sementara  penjualan dan penggunaan obat cair tersebut,” katanya. TERKUSUS toko toko obat maupun semua saja yang menjual obat obatan secara  bebas.

Masih terkait dengan penghentian penggunaan obat siurp, menurut Handoyo, tidak cukup hanya sebatas larangan  pengunguman saja tetapi  harus disosialisasikan secara masif kepada publik.  Secara terus menerus agar informasi ini benar benar sampai ke masyarakat dan siapapun yang menjual obat obatnya.

“Tentang hal ini (larangan penggunaan obat cair) masyarakat harus diedukasi secara  masih dan optimal. Pemerintah kan bisa memanfaatkan berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan platform media yang ada,” kata Handoyo

Selain itu, yang tak kalah pentingnya, kata politisi asal Boyolali Jawa Tengah ini masyarakat juga harus diajari bagaimana caranya mengatasi penyakit  yang diderita anak, semisal batuk, demam tanpa harus menggunakan obat cair. Masalahnya, kata Handoyo, selama ini masyarakat, bahkan para trenaga medis  sudah sangat terbiasa dengan obat sirup.

“Selama ini kan obat sirup atau cair digunakan para orang tua mana kala anaknya sakit. Apalagi, obat cair itu diperjualbelikan secara bebas. Nah, ini harus jadi perhatian, bagaimana solusinya  menurunkan panas pada anak tanpa obat cair. Masyarakat harus diedukasi tentang hal ini,”katanya.  Seperti obat kapsul tablet, racikan   injeksi , maupun melalui anus adalah alternatif obat diluar sirup  yang harus di sampaikan ke para orang tua.

Dikatakatan Handoyo, hal penting lainnya yang harus dihindari,  adalah kesimpangsiuran informasi menyangkut penyakit gagal ginjal akut pada anak.

“Jangan sampai akibat informasi yang simpangsiur menimbulkan kepanikan  serta rasa takut pada masyarakat,” bebernya. UNTUK ITU kita dorong
Orang Tua aktif mengikuti siaran  informasi dari Pemerintah tentang kasus  ini.

Kepada masyarakat,  Handoyo mengatakan,  bila ada gejala-gejala penyakit gagal ginjal akut menghinggapi anak, seperti demam, gangguan pencernaan seperti muntah dan diare, gangguan pernapasan seperti batuk dan pilek, jangan minum obat sirup tapi segera berkonsultasi dengan dokter.

“Waspada perlu tapi kalau anak sakit nggak usah cemas berlebihan, tapi upayakan sesegera mungkin membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan,” katanya.

Dikatakan Handoyo, munculnya penyakit gagal ginjal akut ini memang ujian berat yang harus dihadapi.  Apalagi, katanya, sampai saat ini, belum diketahui apa sebenarnya pemicu munculnya penyakit yang kebanyakan menyerang anak balita ini.

“Kita berharap tentunya dalam waktu tak lama lagi, pemerintah yang bekerja sama dengan negara lain saat ini tengah melakukan penelitian dan investigasi  secara epidemologi, bisa mengetahui penyebab munculnya penyakit ini, sehingga bisa ditemukan obat penawarnya serta Langkat preventipnya,”katanya.

Sejauh ini sudah ditemukan 206 anak kasus gagal ginjal akut di Indonesia yang belum diketahui penyebabnya. Sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.

Sementara itu, kasus 70 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal juga ditemukam di Gambia, Afrika Barat, dan dilaporkan berkaitan dengan konsumsi obat yang tercemar etilen glikol dan dietilen glikol lantaran melampaui batas wajar. Kemungkinan serupa di Indonesia tengah didalami para ahli termasuk BPOM RI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

BERITALAINNYA
BERITATERKINI