Saham Asia Bertahan di Posisi Terendah Akibat Penguatan Dolar

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:25 WIB
Ilustrasi/pixabay
Ilustrasi/pixabay

SinPo.id -  Saham Asia masih bertahan di posisi terendah, setelah dolar Amerika Serikat (AS) menguat, munculnya ketidakstabilan di pasar obligasi Inggris, serta adanya data inflasi AS yang akan menyebabkan masalah di Wall Street, dan volatilitas bagi investor.

Dilansir dari Reuters, tingkat kepercayaan produsen di Jepang, turun secara berturut-turut pada bulan kedua, menyebabkan dolar per yen menjadi di atas 146 untuk pertama kalinya sejak 1998. Sementara Rata-rata saham Nikkei (.N225) dibuka mulai dari 0,17 persen.

"Jepang akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan di pasar valuta asing jika diperlukan dan tidak ada perubahan sikap negara sama sekali," kata Menteri Keuangan Shunichi Suzuki, dikutip Rabu 12 Oktober 2022.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) naik 0,04 persen, sedangkan indeks KOSPI Seoul (.KS11) turun menjadi 0,08 persen dan indeks sumber daya Australia (.AXJO) naik 0,2 persen.

Melihat kondisi tersebut, Dana Moneter Internasional, menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2023 dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen.

Penurunan perkiraan tersebut sekaligus memperingatkan dunia bahwa tekanan dari inflasi, yang didorong oleh perang dan krisis pangan, energi, serta kenaikan suku bunga yang lebih tinggi, dapat menyeret negara-negara di dunia ke dalam resesi dan ketidakstabilan pasar keuangan.

Sementara itu, per hari Rabu ini, tercatat S&P 500 dan Nasdaq Composite turun 0,65 persen dan 1,10 persen, meskipun Dow Jones Industrial Average (.DJI) berhasil naik 0,12 persen. Namun Benchmark merosot ke 3,9470 persen, setelah dibuka di 3,9510 persen.

Minyak mentah berjangka Brent juga turun 51 sen, atau 0,5 persen, menjadi USD93,78 per barel pada 0033 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di USD88,66 per barel, turun 69 sen, atau 0,8 persen, dan spot gold turun 0,12 persen menjadi USD1.663,1 per ounce.sinpo

Komentar: