Jasa Petani Untuk Kemerdekaan, Pak Bowo: Mereka yang Beri Makan Tentara
SinPo.id - Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyatakan, para petani memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Prabowo mencontohkan saat masa-masa pra dan pasca-kemerdekaan.
"Tentara waktu perjuangan melawan penjajah, belum ada negara, kita belum punya anggaran, belum punya DPR, belum punya APBD/APBN. Anggaran dari mana?" ucapnya saat berakhir pekan di Dusun Butuh, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), pada Minggu (9/10).
"Waktu kita menyatakan merdeka, kita tidak punya anggaran, tentara tidak digaji, lurah/camat tidak digaji karena negara kita baru beberapa minggu hidupnya. Yang kasih makan tentara siapa? Ya, petani. Yang dukung perjuangan? Ya, petani juga," sambungnya.
Prabowo melanjutkan, banyak petani dan anak-anaknya juga langsung berada di medan pertempuran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dia menyebutkan, saat masih aktif di TNI, banyak anggota yang mayoritas anak petani.
"Waktu saya masuk tentara, kalau kompi saya [berisikan] 100 orang, lalu saya tanya, orang tuamu apa? Orang tuamu kerja apa? Hampir bisa dikatakan 85% anak petani, sisanya anak-anak pedagang pasar dan sebagainya," papar mantan Danjen Kopassus ini.
Oleh karena itu, Prabowo menegaskan, petani dan pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia sejak sebelum merdeka. Jika nasib petani dan pertanian dipinggirkan, maka nasib bangsa akan buruk.
"Pertanian menghasilkan pangan, pertanian menghasilkan makanan untuk seluruh rakyat. Kalau pertanian kita tidak baik, suatu saat ada keadaan tertentu, rakyat kita bisa kelaparan," jelasnya.
Prabowo menambahkan, terpinggirkannya para petani dan sektor pertanian juga bakal berpengaruh terhadap keuangan negara. Sebab, defisitnya produksi pangan memaksa untuk impor dari negara lain.
Sayangnya, harga pangan kini sedang naik menyusul terjadinya invasi Rusia di Ukraina. Kedua negara ini merupakan 30% penghasil gandum dunia dan Indonesia banyak mengimpor gandum dari Ukraina untuk memproduksi mi.
"Sekarang lagi ada perang di Ukraina sama Rusia. Ukraina sama Rusia perang, harga pangan naik semua. Kenapa? Karena Ukraine dan Rusia penghasil gandum terbesar di dunia dan Indonesia impor banyak sekali dari sana karena rakyat kita suka makan mi," tuturnya.
Prabowo mengungkapkan, mahalnya harga pangan membuat sekitar 300 juta warga dunia mengalami kelaparan dan 15.000 orang meninggal dunia setiap harinya akibat kekurangan makan. Sebanyak 15 negara juga turun statusnya menjadi bangkrut.
"Kita harus waspada karena mungkin nanti ada daerah-daerah kita yang kekeringan. Tapi, kita harus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, kita dikasih tanah yang subur, kita bisa dapat makanan," katanya.
"Kita bersyukur pemerintah juga bekerja keras. Kita juga bersyukur ada kerukunan sekarang. Kita tidak boleh ada perpecahan sekarang, tidak boleh ada kebencian di antara kita. Kerukunan-gotong royong adalah kunci kemakmuran," tutup Menteri Pertahanan ini.