Pak Mentan, Bagaimana Mengganti Nasi dengan Sagu Jika Produksi Tak Maksimal?
SinPo.id - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan angkat bicara soal pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo soal harga beras yang terus meroket. Alih-alih mencari solusi agar harga beras terjangkau, Syahrul justru menganjurkan masyarakat makan sagu sebagai substitusi dari konsumsi beras.
Johan menilai, pemerintah tidak bisa hanya menganjurkan substitusi pangan pokok seperti beras untuk pindah ke sagu karena urusan beras ini sensitif dan menyangkut kebiasaan konsumsi turun temurun. Selain itu, dia menilai produksi sagu di tanah air belum dikembangkan secara maksimal.
"Jadi ini tantangan Kementan ya untuk menjadikan sagu bisa mendukung program pangan alternatif dengan mengembangkan potensi lokal. Agar menjadi kekuatan pangan lokal, yang tentunya tidak bisa secara tiba-tiba mampu mensubstitusi posisi beras sebagai pangan pokok strategis di tanah air,” ujar Johan dalam keterangannya seperti dilansir Parlementaria.
Menteri Pertanian, kata Johan, harus bertanggung jawab penuh untuk membela kepentingan petani dalam urusan kegiatan Pertanian. Apalagi kenaikan harga beras di pasaran tak dinikmati oleh para petani
"Yang terjadi malah sebaliknya, petani kita tidak menikmati kenaikan harga beras dan hal ini harusnya tugas menteri untuk memperjuangkan nasib petani yang terus terpuruk akibat sistem yang tidak membela petani,” jelasnya.
Politisi PKS ini meminta Menteri Pertanian untuk bekerja lebih kuat terutama menjaga manajemen stok beras dan distribusi beras dari daerah surplus ke daerah minus. Jangan sampai harga beras yang meroket sampai berkepanjangan.
“Karena akan berpengaruh pada terganggunya stabilitas nasional, jangan hanya terpaku pada stok yang cukup namun gagal menjaga stabilitas harga akan berdampak pada kondisi masyarakat yang semakin terpuruk,” ujar dia.
Lebih jauh Johan berharap pemerintah lebih serius mengelola pasar besar di tanah air. Pasalnya pasar beras adalah pasar yang sensitif terhadap perubahan termasuk ancaman krisis pangan global menjadi faktor pendorong fluktuasi harga beras.
"Saya minta pemerintah segera memperkuat koordinasi dan segera menanggalkan ego sektoral untuk menjaga kestabilan harga beras dan tidak sepenuhnya menyerahkan kepada mekanisme pasar," pungkasnya.