Gandeng Muhaimin, Strategi Jitu Pak Bowo Gaet Basis Massa di Jatim dan Jateng

Laporan: Sinpo
Jumat, 07 Oktober 2022 | 20:20 WIB
Prabowo Subianto, yang biasa disapa Pak Bowo bersama Muhaimin Iskandar/ SinPo.id/ Ashar SR
Prabowo Subianto, yang biasa disapa Pak Bowo bersama Muhaimin Iskandar/ SinPo.id/ Ashar SR

SinPo.id - Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai, kemunculan gagasan untuk dapat menjodohkan Prabowo Subianto - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 menarik untuk dicermati. Hal itu dapat dilihat sebagai usaha Partai Gerindra dan PKB memperluas dukungan basis massa pemilih Muslim, terutama dari kalagan Nahdatul Ulama.

"Menggandeng PKB sebagai mitra bagi koalisi merupakan langkah strategis Partai Gerindra untuk meningkatkan potensi keterpilihan Prabowo Subianto di Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujar Bawono dalam keterangannya, Jumat 7 Oktober 2022.

Diakui Bawono, perolehan suara Pak Bowo di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam dua gelaran Pemilu terdahulu cukup rendah. Sementara itu PKB merupakan partai dengan basis pemilih kuat di kedua provinsi tersebut

"Memperkuat dukungan pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur sekaligus juga dukungan basis massa pemilih Muslim tradisional merupakan langkah politik strategis, dalam rangka memenangkan Prabowo Subianto di dalam pemilihan presiden mendatang," jelas dia.

Hal itu juga akan mengubah pola pikir sebagian masyarakat tentang Pak Bowo yang seringkali dilekatkan dengan dukungan kelompok-kelompok Muslim konservatif. Dia menilai Pak Bowo sukses menutup celah yang terbuka pada 2014 dan 2019 lalu.

"Koalisi ini kelihatan sangat belajar dari kekalahan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019. Sangat penting untuk bisa memperkuat dukungan basis massa pemilih Muslim tradisional Nahdatul Ulama notabene organisasi keagamaan paling besar di Indonesia," katanya.

Partai Gerindra, kata Bawono, memang terlihat ingin memperkuat basis dukungan di kalangan Muslim tradisional. Oleh karena itu, sudah tepat jika Pak Bowo menggandeng PKB dalam koalisinya.

"Keinginan Partai Gerindra memperkuat dukungan basis massa pemilih Muslim tradisional dari Nahdatul Ulama bagi Prabowo Subianto di dalam pemilihan presiden mendatang memang telah terlihat sejak beberapa bulan lalu. Terutama saat Partai Gerindra memutuskan untuk menggandeng PKB dalam satu barisan koalisi," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI