Dunia Soroti Petaka di Stadion Kanjuruhan

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 03 Oktober 2022 | 07:48 WIB
Doa bersama atas Tragedi Kanjuruhan (Reuters)
Doa bersama atas Tragedi Kanjuruhan (Reuters)

SinPo.id -  Tragedi paling mematikan dalam sejarah persebakbolaan dunia di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, kini menjadi sorotan dunia. Lebih dari 120 orang dikabarkan tewas, dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka setelah terjadinya bentrokan antara suporter dengan pihak kepolisian, menyusul kekalahan 2-3 Arema FC dari Persebaya. Terlebih pihak keamanan juga telah menyalahi aturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata hingga menyebabkan sejumlah orang tewas karena mengalami sesak nafas. Banyaknya korban dengan jumlah yang terus bertambah, telah menjadi sorotan dari sejumlah media asing sebagai tragedi kelam bagi sepak bola Indonesia.

“Lapangan sepak bola yang menjadi neraka…setidaknya 127 meninggal dalam kerusuhan di Indonesia,” tulis media asal Korea Selatan, Chosun.

“Lebih dari 100 orang meninggal setelah laga sepak bola di Indonesia saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata. Banyak yang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri,” tulis The New York Times, dalam akun Twitternya.

"Kerusuhan dalam pertandingan sepak bola Indonesia tewaskan 125 orang setelah polisi gunakan gas air mata di stadion," demikian judul berita Reuters.

"Polisi menggunakan gas air mata sebagai tanggapan atas invasi lapangan sepak bola oleh suporter yang membuat kerusuhan, dan menyebabkan kepanikan di antara penonton," tulis The Guardian.

Bahkan peristiwa memilukan tersebut juga turut menjadi perhatian dari sejumlah media di Eropa, seperti media asal Italia, Corriere, serta media asal Inggris, Sky Sports.

“Suporter dari tim yang kalah menyerbu lapangan dan polisi membubarkan mereka dengan menembakkan gas air mata, menyebabkan kerumunan,” tulis Corriere.

"Sedikitnya 125 orang tewas dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola di Indonesia, sebagian besar tewas terinjak-injak setelah polisi menembakkan gas air mata, dalam salah satu bencana olahraga terburuk di dunia," tulis Sky Sports dalam narasi berita.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI