Anggota Komisi X DPR: Evaluasi Tata Kelola Manajemen Suporter Sepak Bola di Indonesia

Laporan: Sinpo
Minggu, 02 Oktober 2022 | 23:48 WIB
Kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya, Sabtu malam 1 Oktober 2022. (SinPo.id/Istimewa)
Kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya, Sabtu malam 1 Oktober 2022. (SinPo.id/Istimewa)

SinPo.id -  Anggota Komisi X DPR RI Sodik Mudjahid merasa prihatin terhadap insiden tewasnya ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022. Dia meminta PSSI menjadi motor yang proaktif dalam menuntaskankan persoalan serta mampu melakukan transformasi pada manajemen pertandingan dan fans klub. 

"Peristiwa ini, selain harus diusut dari sisi medis dan keamanan juga harus dijadikan hajaran, bukan pelajaran, yang berat, untuk penataan ulang yang mendasar tentang manajemen penonton dan manajemen pendukung suatu klub sepakbola," ungkap Sodik dalam keterangan tertulisnya pada Minggu 2 Oktober 2022.

Dia mengimbau semua pemangku kepentingan di sepak bola mulai dari pakar, praktisi, tokoh sosiolog, manajemen massa, hingga tokoh masyarakat, harus dilibatkan. Pendekatan pembinaan dan pendidikan kepada pecinta bola dan para pendukung sebuah klub di Indonesia harus diubah secara fundamental. 

"Dimulai soal semangat kebangsaan, persatuan Indonesia, budaya bhineka tunggal ika, sampai pendekatan model fans klub modern seperti pendukung klub modern di negara maju. Jika tidak ada perubahan yang fundamental mendasar, akan menggangu banyak hal seperti prestasi sepak bola, prestasi klub bahkan sampai kepada sangsi dan kepercayaan FIFA kepada PSSI," urainya. 

Untuk diketahui, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, mengatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan mengakibatkan 174 orang tewas. Insiden itu terjadi setelah laga antara Arema melawan Persebaya dalam laga lanjutan Liga 1 pada Sabtu 1 Oktober 2022. 

"Data BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah,-red) Jawa Timur pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174 orang," ujarnya pada Minggu 2 Oktober 2022. 

Selain 174 orang tewas, setidaknya ada 11 orang mengalami luka berat dan 298 orang lainnya luka ringan saat kericuhan seusai pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya. Para korban luka itu dirawat di delapan rumah sakit rujukan untuk para korban, yakni RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, dan RSUD Mitra Delima.

"Luka berat 11, luka ringan 28 ada 8 rumah sakit yang menjadi rujukan," tambahnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI