Indonesia Punya 13 Juta Masyarakat Miskin Baru

Laporan: Sinpo
Jumat, 30 September 2022 | 03:34 WIB
Ilustrasi kemiskinan
Ilustrasi kemiskinan

SinPo.id - Penetapan garis kemiskinan yang diterbitkan oleh Bank Dunia berdampak pada bertambahnya jumlah masyarakat miskin yang disebabkan oleh banyaknya penurunan klasifikasi dari kelas menengah menjadi kelas miskin ekstrem.

Dilansir CNBC, Kamis, 29 September 2022, basis perhitungan Bank Dunia terbaru menetapkan bahwa garis kemiskinan ekstrem naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu per hari.

Sementara untuk kelas menengah ke bawah, garis batasnya telah diubah menjadi Rp 55 ribu dari Rp 48 ribu per hari. Selanjutnya kelas menengah ke atas, juga naik menjadi Rp 104 ribu dari sebelumnya sebesar Rp 83 ribu per hari.

Di Indonesia, ketentuan garis batas kemiskinan oleh Bank Dunia tidak begitu mempengaruhi angka kemiskinan ekstrem, lantaran masyarakat dengan biaya harian sebesar Rp 28 ribu di Indonesia sudah sangat kecil.

Tetapi ini cenderung berdampak besar pada jumlah warga kelas menengah di Indonesia, karena sebelum penetapan garis batas, Indonesia memiliki lebih banyak warga dengan kategori kelas menengah atas dan bawah dibandingkan kelas miskin.

Menurut Bank Dunia, terdapat 13 juta masyarkat Indonesia yang harus turun kelas dari menengah ke bawah ke kelompok miskin setelah batas baru ditetapkan.

Lalu, apabila menggunakan batas kelas menengah ke atas yang turun, maka jumlah warga miskin Indonesia akan bertambah dari 27 juta menjadi 168 juta.

Mengutip penjelasan Bank Dunia, garis kemiskinan untuk menentukan kelas menengah diambil dengan menggunakan median dari garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas.

Disebutkan bahwa faktor paling penting dari perubahan garis batas ini ialah karena adanya kenaikan harga yang membuat kemampuan daya beli masyarakat berkurang dan meningkatkan angka kemiskinan.

 sinpo

Komentar: