Inggris Akan Gelontorkan 52 Miliar Poundsterling untuk Menopang Militer
SinPo.id - Pemerintah Inggris akan menggelontorkan 52 miliar poundsterling (sekitar Rp 847 triliun) untuk menopang militer.
Rencana tersebut sesuai dengan janji kampanye Perdana Menteri Liz Truss untuk meningkatkan belanja pertahanan.
Dalam sebuah wawancara dengan Sunday Telegraph yang diterbitkan pada Minggu, 25 September 2022, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, mengatakan, anggaran pertahanan tahunan Inggris akan berjumlah 100 miliar poundsterling hingga 2030. Ia meyakini, kebijakan itu akan membuat militer seakin kuat.
Menteri Pertahanan juga menilaibahwa mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Departemen Keuangan mencoba untuk tidak ingin mengubah anggaran Angkatan Darat.
“Departemen saya telah begitu terbiasa dengan 30 atau 40 tahun bertahan melawan pemotongan di tengah pertempuran yang modern. Mereka harus terbiasa dengan budaya yang sama sekali berbeda," kata Wallace.
Namun, dirinya yakin bahwa pengganti Sunak di kantornya, Kwasi Kwarteng, akan lebih memahami kebutuhan militer.
Wallace, yang mempertahankan posisinya setelah Liz Truss mengalahkan Sunak dalam pemilihan perdana menteri pada awal September itu mengatakan, kesediaan pemimpin baru untuk membelanjakan lebih banyak uang untuk militer adalah salah satu faktor kunci baginya dalam memutuskan kandidat mana yang akan dipilih sebagai perdana menteri.
“Alasan saya mendukung Liz Truss adalah bahwa risiko yang siap kami toleransi di pertengahan dekade ini bukanlah risiko yang ingin saya toleransi lagi sehubungan dengan agresi Rusia,” kata Wallace.
Menurut Bloomberg, perdana menteri baru membalikkan rencana mantan PM Boris Johnson untuk memangkas militer sebanyak 9.500 personel.
Keputusan menaikkan anggaran militer muncul saat bunga utang pemerintah Inggris mencapai rekor tertinggi, seperti yang dilaporkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) awal pekan ini.
Inflasi, harga makanan, dan harga energi juga melonjak, sementara pound Inggris dan kepercayaan konsumen telah mencapai level terendah dalam beberapa dekade.