Pandu Patria Sjahrir Dijuluki Mafia Stanford di Asia Tenggara

Laporan: Sinpo
Kamis, 22 September 2022 | 06:56 WIB
Pandu Sjahrir dengan sang paman, Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/@pandusjahrir
Pandu Sjahrir dengan sang paman, Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Instagram/@pandusjahrir

SinPo.id - Nicolas Nash, Managing Partner and Co-Founder Asia Partners, yang sebelumnya merupakan Presiden grup Sea, menyebut pengusaha asal Indonesia, Pandu Patria Sjahrir sebagai Mafia Stanford di Asia Tenggara.

"Dengan diam-diam dan sabar, semacam Mafia Stanford telah berkumpul di sini di lingkaran teknologi Asia Tenggara," ujar Nash dilansir Bloomberg.

Pandu Patria Syarir lahir di Boston dan belajar di Amerika Serikat, lulus program MBA dari Stanford University's Graduate School of Business. Putra dari ekonom senior, almarhum DR. Sjahrir itu  kemudian bekerja di sektor finansial di New York, Hong Kong, dan Singapura.

Pandu pindah ke Indonesia pada 2010 ketika diminta keluarganya membantu perusahaan tambang batu bara, PT TBS Energi Utama, yang kemudian disebut Toba Bara setelah go public. Kemudian, pada 2012, Pandu pindah ke sektor teknologi.

Investasi awal Pandu di bidang teknologi adalah di Sea, sebuah perusahaan yang dipimpin Forrest Li yang sempat menjadi orang terkaya di Singapura tahun lalu. Seperti Pandu, Li juga merupakan lulusan Stanford Graduate School of Business.

Di situs resminya, Sea merupakan perusahaan yang menaungi Shopee, Garena, dan Sea Money. Di bursa saham New York. Market cap Sea mencapai $32,27 miliar.

Pandu mengatakan, perannya di Sea antara lain membangun hubungan dengan para pemegang kebijakan.

Dilansir Detik Finance, Pandu juga saat ini tercatat sebagai Komisaris PT Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2023. Sebagai komisaris, Pandu berperan untuk mewakili para emiten.

"Di Indonesia, dia (Pandu, red) jelas adalah salah satu yang terpenting - saya akan katakan mungkin tiga hingga lima orang yang sangat krusial di dunia teknologi," kata pendiri dan Direktur Investasi, Crescent Cove Advisors, Jun Hong Heng.

Menurut Heng, salah satu kekuatan Pandu adalah koneksinya dengan orang-orang penting di Indonesia. Apalagi, Pandu ternyata keponakan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

"Dia datang dari keluarga politik. Dia tahu banyak jalan keluar-masuk pemerintah. Dia bisa menjembatani Anda atau menghubungkan Anda dengan orang yang tepat. Itulah nilai terbesarnya," kata Heng.

Pandu sendiri ikut ke dalam rombongan Luhut ketika bertandang ke markas Tesla di Amerika Serikat untuk bertemu Elon Musk.

"Hari yang sangat beruntung buat saya bisa bertemu dengan Elon Musk di Austin, Texas. Kami satu delegasi dipimpin pak @luhut.pandjaitan berbicara mengenai electric vehicle, renewable energy dan juga mengenai B20. Elon sangat semangat membicarakan Indonesia dan kemajuan industri Nickel dan Electric vehicle Di Indonesia. Semoga dengan pertemuan ini bisa membawa lebih banyak lagi investasi high technology ke Indonesia dan Indonesia bisa menjadi bagian penting dari supply chain Global Electric Vehicle industry," tulis Pandu dalam unggahannya di Instagram, 26 April.

Melansir halaman LinkedIn-nya, Pandu saat ini menjabat paling tidak enam jabatan. Selain di BEI, Pandu juga merupakan Chief Financial Officer (Toba Bara Sejahtra), Vice President Director (PT. Adimitra Baratama Nusantara), Board Member (Go-jek), Managing Partner (Indies Capital Partners), dan Founding Partner (AC Ventures).

 sinpo

Komentar: