CIA Sebut China Bakal Menguasai Taiwan dengan Kekuatan Militer pada 2027

Laporan: Sinpo
Sabtu, 17 September 2022 | 21:13 WIB
Wakil Direktur CIA, David Cohen. Foto: Reuters/Yuri Gripas
Wakil Direktur CIA, David Cohen. Foto: Reuters/Yuri Gripas

SinPo.id - CIA menengarai China bakal mewujudkan keinginannya untuk menguasai Taiwan dalam waktu tiga tahun ke depan.

Wakil Direktur CIA, David Cohen, mengatakan, Negeri Tirai Bambu menginginkan reunifikasi damai dengan pulau itu. Tetapi, Presiden China, Xi Jinping nampaknya ingin militernya mampu merebut Taiwan pada tahun 2027.

Pernyataan Cohen dilaporkan oleh CNN yang mengatakan bahwa Xi tidak mempersiapkan invasi tertentu ke Taiwan, melainkan menginginkan mengambil kendali Taiwan dengan paksa.

"Dia belum membuat keputusan untuk melakukan itu, tetapi dia telah meminta militernya untuk menempatkan dia pada posisi di mana dia ingin melakukan apa yang dia inginkan," kata Cohen.

“Ini masih penilaian (Komunitas Intelijen) secara keseluruha,n bahwa kepentingan Xi di Taiwan adalah untuk mendapatkan kendali melalui cara-cara nonmiliter," tutur Cohen.

Beijing telah secara terbuka menyatakan bahwa mereka bermaksud untuk menyatukan kembali Taiwan dengan daratan China dengan cara damai. Dalam sebuah buku putih yang diterbitkan pada bulan Agustus, pemerintah China menegaskan komitmen ini untuk cara-cara non-militer, tetapi mencadangkan opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan.

Taiwan menolak pendekatan “satu negara, dua sistem” yang ditetapkan dalam buku putih, di mana Taipei menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang akan memutuskan masa depan mereka.

Sementara masih banyak orang yang kebingungan tentang status Taiwan, apakah termasuk negara atau wilayah, tetapi China sendiri  menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan bersumpah akan merebutnya kembali.

Para pemimpin Taiwan mengatakan, wilayah mereka jelas lebih dari sekadar provinsi dan memiliki alasan sebagai negara berdaulat.

Taiwan memiliki konstitusinya sendiri, para pemimpin yang dipilih secara demokratis, dan sekitar 300.000 tentara aktif dalam angkatan bersenjatanya.

Taiwan telah memerintah sendiri sejak pasukan nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau itu pada tahun 1949, setelah mereka kalah dalam perang saudara dari Komunis.

Ketegangan di Selat Taiwan mencapai titik didih bulan lalu, menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei. China menganggap kunjungan itu sebagai dukungan diam-diam atas kemerdekaan Taiwan, dan menanggapinya dengan meluncurkan latihan militer skala besar di sekitar Taiwan. 

 sinpo

Komentar: