Siapa Bjorka ?

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 17 September 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Seorang pria asal Madiun, Muhammad Agung Hidayatulloh ditangkap karena diduga terlibat dalam peretasan yang mengaku Bjorka pada Rabu 14 September 2022. Tim khusus perlindungan kebocoran data pemerintah masih mendalami peran pria berusia 21 tahun itu.

SinPo.id - Warganet dibuat penasaran dengan aksi hacker Bjorka yang berhasil membongkar identitas pribadi beberapa pejabat pemerintah. Beberapa pegiat sosial media melakukan investigasi untuk menguak sosok peretas yang sedang ngetrend sekarang ini.

Misalnya, akun @angelinadeaid mencoba menguliti gaya bahasa yang digunakan oleh Bjorka. Hasilnya menyimpulkan bahwa Bjorka merupakan orang Indonesia.  "Melihat lexicon (collections of words) yang dipakai Bjorka, saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia," tulis @angelinadeaid.

Ia beralasan Bjorka sering menggunakan gaya bahasa "Indoglish" atau Bahasa Inggris tipikal khas orang Indonesia. Seperti menggunakan dua kata penghubung, seperti "because since" setelah tanda "." (titik).

Dalam bahasa Inggris sendiri, ia jelaskan, kata "because" tidak boleh diletakkan di awal kalimat. Sementara dalam kalimat yang digunakan oleh Bjorka, kata tersebut digunakan di awal, seperti halnya dalam Bahasa Indonesia.

"Jokowi promises to resolve Munir's death case were again billed. Because since the contract was made, Munir's case is still being handled."

Akun @angelinadeaid juga mempertanyakan penggunaan kata "founding" yang digunakan Bjorka untuk kalimat "Founding big fish in Singapore."

"Jika Bjorka menggunakan translator tool untuk menerjemahkan teks Polly, di mana pun translation tool akan menerjemahkan sebagai ‘finding’/‘found’," jelas @angelinadeaid.

Penggunaan kata "founding" dalam hal ini menunjukkan Bjorka salah mengetik atau ia menerjemahkan teks secara manual dari Bahasa Indonesia. Sedangkan kejanggalan lain cerita Bjorka tentang ‘old man’ ini memilik tenses inconsistency. Dalam Bahasa Inggris, untuk menceritakan orang yang sudah meninggal, orang akan otomatis menggunakan ‘past tense’ karena mereka sudah tidak ada di dunia ini.

Seperti kesalahan umum yang dilakukan orang Indonesia, Bjorka kerap mencampur aduk tenses. Sebab, kata kerja dalam Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan ketika menceritakan masa lalu, sekarang, atau masa depan. Tidak seperti halnya Bahasa Inggris.

Bjorka juga kerap menggunakan frasa Bahasa Indonesia yang diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Seperti "have breathed free air" yang artinya "menghirup udara bebas".

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) masih menelusuri latar belakang hacker atau peretas Bjorka yang meretas data ke sejumlah situs pemerintah.

“Sedang kita telusuri,” ujar Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Hinsa menyebut masih menelusuri latar belakang peretas Bjorka itu, lantaran serangan itu dilancarkan di ruang siber. "Bukan kayak mencari secara fisik," ujar Hinsa menambahkan.

BSSN berkoordinasi dengan Bareskrim Polri terkait dengan forensik digital untuk menelusuri latar belakang peretas Bjorka.

BSSN juga berkoordinasi dengan stakeholder pemilik data yang diduga diretas, agar melakukan evaluasi sistem. Masing-masing kementerian atau lembaga negara ikut bertanggung jawab terhadap masalah keamanan sistem elektronik.

"Karena sebagian juga enggak merasa 'kami merasa tidak kehilangan data' atau tidak tahu," katanya.

Timsus Dalami Peran Pemuda Madiun Terduga Hacker Bjorka

Belakangan seorang pria asal Madiun, Muhammad Agung Hidayatulloh ditangkap karena diduga terlibat dalam peretasan yang mengaku Bjorka pada Rabu 14 September 2022. Tim khusus perlindungan kebocoran data pemerintah masih mendalami peran pria berusia 21 tahun itu.

"Sedang didalami terkait masalah yang bersangkutan (peretasan,-red)," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo.

Dedi mengatakan Tim Khusus masih bekerja mendalami keterlibatan atau peran dari pemuda yang diduga Bjorka tersebut. Dia menjelaskan Tim Khusus melibatkan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Masih didalami oleh Timsus. Timsus sudah bekerja. Apa yang dilakukan akan disampaikan lebih lanjut oleh Timsus," katanya. (*)sinpo

Komentar: