Megawati Dukung Kenaikan Harga BBM, Warganet: Ini Nggak Ada Adegan Ibu dan Anaknya Nangis Lagi Nih?

Laporan: Tri Bowo Santoso
Jumat, 16 September 2022 | 14:07 WIB
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat menangis karena kenaikan harga BBM pada 2008 silam. Foto: Istimewa
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat menangis karena kenaikan harga BBM pada 2008 silam. Foto: Istimewa

SinPo.id - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai,  pemerintah memang perlu menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Jika tidak, situasi akan menjadi lebih sulit.

“Kalau nanti tidak dinaikkan, lalu situasi kondisinya malah menjadi lebih sulit, lalu bagaimana?” kata Megawati menjawab wartawan di sela Jeju Peace Forum, di Kota Jeju, Seoul, Kamis, 15 September 2022.

Megawati meyakini Presiden Jokowi sudah berpikir panjang sebelum menaikkan harga BBM subsidi. Dia juga yakin Jokowi tidak mudah mengambil kebijakan itu.

“Situasi ini kan tentunya tidaklah begitu gampang, tidak asal-asalan saja dinaikkan BBM,” ucap Megawati.

Megawati menanggap masih ada yang tidak mau memahami kondisi yang tengah dihadapi oleh pemerintah. Dia menegaskan bahwa Indonesia menghadapi situasi yang sulit imbas pandemi Covid-19 dan krisis energi.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa sepenuhnya memindahkan anggaran pemulihan imbas pandemi Covid-19 ke subsidi BBM. Megawati mengatakan masyarakat bisa lebih menderita jika itu dilakukan.

“Jadi jangan justru dibalik ya bahwa memang Covid ini juga seperti sebuah pertimbangan yang tidak mudah, apakah dilepas saja? Tapi kan nanti (kalau dilepas), yang kena juga rakyat, artinya kan bisa makin banyak yang menderita. Kan begitu antara lain pertimbangan-pertimbangannya,” tutur Megawati.

Pada kesempatan berbeda, Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap menyinggung isak tangis Megawati saat Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yuhoyono menaikkan harga BBM pada 2008 silam.

"Lha, dulu kok gak gitu mikirnya? Malah ‘pura-pura’ nangis?," ujar Yan Harahap dikutip dari unggahan twitternya, @YanHarahap.

Tahun 2008 lalu, pemerintahan SBY menaikkan harga BBM. Kebijakan ini rupanya disambut dengan sangat reaktif oleh sejumlah pihak, tidak terkecuali elit PDIP hingga meneteskan air mata karena kebijakan yang tidak populis itu.

Air mata Megawati seolah tak terbendung saat membahas hal tersebut di Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 27 Mei 2008. Ia mengaku ikut sakit hati melihat kemiskinan di Indonesia yang salah satunya diakibatkan oleh kenaikan harga BBM.

"Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik," ujar Megawati dengan suara parau karena menahan tangis.

Megawati yang telah mencalonkan diri di Pilpres 2009 itu terlihat beberapa kali mengusap air matanya. 

"Saya sedih melihat rakyat banyak yang menderita, padahal kita punya banyak kekayaan alam, namun angka kemiskinan tinggi," katanya melanjutkan.

Bukan hanya Mega, putrinya, yakni, Puan Maharani juga ikut menitikkan air mata. Puan yang saat itu menjabat sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP menangis di Sidang Paripurna sebagai wujud protes kenaikan harga BBM.

Selain Puan, beberapa politikus PDIP lain juga menangis karena alasan serupa. Rieke Diah Pitaloka dan Ribka Tjiptaning misalnya, air mata keduanya juga tumpah saat meninggalkan ruang sidang.

Karena itulah, kini warganet terlihat juga mencari-cari Puan, Megawati, hingga Rieke untuk kembali memprotes kenaikan harga BBM yang baru diresmikan oleh Jokowi.

"@puanmaharaniri nanges la woi," desak warganet.

"Ini gak ada adegan nenek-nenek sama anaknya nangis lagi nih? Mana nih... ayo donk nangis," tulis warganet.

"Mana buku sakti anti naik BBM dari PDIP?" sindir warganet.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI