G20 Cari Solusi Bagi Budaya Menuju Pemulihan Pascapandemi

Laporan: Bayu Primanda
Rabu, 14 September 2022 | 06:27 WIB
Nadiem Makarim/Humas Kemendikbud
Nadiem Makarim/Humas Kemendikbud

SinPo.id -  Pandemi COVID-19 telah berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali aspek pembelajaran, kesehatan, perlindungan, dan kesejahteraan anak-anak sebagai generasi masa depan. 

Oleh karena itu, kehidupan berkelanjutan berdampingan dengan alam pascapandemi menjadi hal penting untuk diwujudkan.

"Berbicara tentang kehidupan pascapandemi kita juga harus memikirkan cara untuk mewujudkan kehidupan berkelanjutan sehingga anak-anak kita di masa depan masih tetap bisa hidup berdampingan dengan alam," kata Menteri Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim pada pertemuan pertama G20 tentang pendidikan dan kebudayaan, Selasa, 13 September 2022.

Semangat itulah yang menjadi tujuan utama dari rangkaian kegiatan kebudayaan yang melibatkan para pegiat budaya dari Indonesia dan negara-negara G20 lainnya.

Melalui rangkaian kegiatan G20 di bidang kebudayaan, Indonesia berupaya untuk mengajak negara dan masyarakat dunia untuk mewujudkan kehidupan berkelanjutan dengan kembali ke akar budaya.

Itulah mengapa pertemuan menteri G20 bidang kebudayaan (G20 Culture Ministers Meeting/CMM) sangatlah penting. G20 CMM merupakan puncak penyelenggaraan acara G20 di bidang kebudayaan yang mengusung tema "Budaya untuk Hidup Berkelanjutan".

Pada acara pertemuan tingkat Menteri G20 bidang kebudayaan itu pada Selasa 13 September 2022 di Yogyakarta, Indonesia mengangkat dua topik utama yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek RI.

Dua topik utama yang dibahas pada G20 CMM, yaitu pertama, cara memobilisasi sumber daya kebudayaan untuk mengarusutamakan upaya pemulihan berkelanjutan. Kedua, inisiasi mekanisme pendanaan global untuk seni dan budaya yang terdampak pandemi.

Terkait topik pertama, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI Hilmar Farid mengatakan bahwa Indonesia ingin mengajak semua negara dan masyarakat dunia untuk melihat sumber daya lokal yang ada di sekitar mereka untuk mendukung upaya pemulihan global yang berkelanjutan.

Dalam isu pokok G20 CMM ini, para menteri kebudayaan G20 membahas peran dari kebudayaan untuk menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan dunia saat ini.

Walaupun G20 sendiri merupakan platform global yang utamanya membahas soal tata kelola ekonomi global, G20 CMM memiliki peran penting dalam membantu upaya pemulihan ekonomi melalui pemanfaatan kebudayaan.

Dalam situasi ekonomi yang luar biasa saat ini, sangat penting mencari cara untuk memanfaatkan kebudayaan dan mengelola kekayaan sumber daya lokal untuk mengatasi masalah yang ada.

Misalnya, Badan Pangan Dunia (FAO) sudah banyak mewanti-wanti tentang kemungkinan rawan pangan, maka masyarakat dunia perlu memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal untuk membangun ketahanan pangan.

Peran kebudayaan penting untuk mendorong pemulihan dan membangun kehidupan yang berkelanjutan. "Kalau kita berbicara tentang solusi untuk pemulihan dan kehidupan berkelanjutan, upayanya sebenarnya dimulai dari hal yang sangat individual … terkait dengan perilaku individu-individu dalam masyarakat," ucap Hilmar.

Oleh karena itu,  sangatlah penting untuk menjangkau masyarakat dan membentuk perilaku dan kebiasaan mereka menuju praktik-praktik kehidupan berkelanjutan.

Tantangan terbesarnya adalah mengkonsolidasi praktik-praktik kehidupan berkelanjutan itu menjadi suatu budaya hidup masyarakat.​​​​​Perlu mempromosikan perilaku dan kearifan lokal yang mendukung upaya pemulihan dan kehidupan berkelanjutan.

Untuk itu, melalui G20 CMM, Indonesia mengajak negara-negara G20 lainnya untuk bergotong-royong untuk memulihkan sektor budaya yang terdampak oleh pandemi.

Selain itu, pertemuan tersebut menjadi landasan bagi upaya bersama untuk pemulihan dan pembangunan berkelanjutan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI