Migrant Care Sebut Dua WNI yang Ditahan Perusahaan Laos Berhasil Kabur

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 03 September 2022 | 15:25 WIB
Orangtua Reza menunjukan foto anaknya dan Tiara yang tertahan di Negara Laos, Kamis, 1 September 2022. Foto: Antara
Orangtua Reza menunjukan foto anaknya dan Tiara yang tertahan di Negara Laos, Kamis, 1 September 2022. Foto: Antara

SinPo.id - Migrant Care mengungkap, dua orang pekerja migran Indonesia yang ditahan oleh perusahaan tempat mereka bekerja di Provinsi Bokeo, Laos, telah berhasil keluar.

“Namun kita belum mengetahui apakah mereka dikeluarkan dari kompleks itu apakah atas dasar pelaporan KBRI atau memang dari perusahaan sendiri karena ada berita viral kita juga belum tahu,” kata Arina Widda Faradis, staf divisi bantuan hukum migran di Migrant Care, Sabtu, 3 September 2022.

Arina menjelakan, Migran Care terus berkomunikasi melalui sambungan telepon sejak Jumat malam dengan kedua WNI berinisial RP dan T yang menjadi korban.

Menurut Migrant Care, kedua korban telah menghubungi Kedutaan Besar RI di Viantiane dan telah mendapatkan respons meskipun belum ada informasi tentang upaya penjemputan mereka.

Koordinator divisi bantuan hukum Migrant Care Nurharsono mengatakan pada Jumat malam bahwa pihaknya mendorong agar KBRI Viantiane melakukan kerja sama dengan pemerintah setempat untuk upaya penyelamatan atau evakuasi.

Menurutnya, perlu ada diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, jika upaya di tingkat lebih rendah belum dapat membuahkan hasil yang diharapkan.

Migrant Care juga mendorong fungsi pengawasan oleh DPR RI terhadap pihak-pihak terkait, terutama pemerintah, yang memiliki wewenang untuk memberikan perlindungan kepada WNI.

Kedua pekerja migran asal Indonesia itu sebelumnya dikabarkan ditahan di tempat mereka bekerja di Laos. Mereka meminta bantuan perlindungan dari pemerintah usai menerima kekerasan fisik dari pihak perusahaan.

Mereka dijanjikan bekerja sebagai operator administrasi perusahaan gim. Namun setibanya di Laos, keduanya malah bekerja sebagai operator administrasi perusahaan scammer atau penipuan investasi bodong.

Mereka kerap menerima kekerasan fisik dan diancam dijual ke perusahaan lain jika target pekerjaan mereka tidak terpenuhi.

“Saya sangat berharap untuk pertolongannya, hari ini saya disetrum di bagian bahu sebanyak 3-4 kali, dan pada tanggal 5 ini HP pribadi kami akan disita,” kata RP pada Jumat.

 sinpo

Komentar: