Ekonom Perkirakan Inflasi Pada 2022 Mencapai 7 Persen

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 03 September 2022 | 06:57 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SinPo.id - Inflasi pada 2022 diperkirakan bisa mencapai 6 hingga 7 persen secara tahunan apabila harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan.

"Perkiraan saya, kalau harga BBM naik mungkin (inflasi) bisa mencapai 6-7 persen, pendorongnya naiknya harga BBM itu dan masih cukup kuatnya daya beli masyarakat," ujar Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky di Jakarta, Jumat, 2 September 2022.

Deflasi yang pada Agustus 2022 mencapai 0,21 persen secara bulanan, menurut Teuku Riefky, disebabkan oleh normalisasi harga tiket pesawat dan pangan. Tetapi, kata Riefky, deflasi ini tidak akan bertahan ke depan, apalagi dengan wacana pengurangan subsidi dan kompensasi BBM.

"Tren deflasi tampaknya tidak akan terjadi berkelanjutan karena harga-harga komoditas relatif lebih tinggi. Di samping itu, wacana pengurangan subsidi BBM juga akan mendorong inflasi yang meningkat secara month to month ke depan," imbuh Riefky.

Riefky berpendapat, pemerintah akan sulit menekan laju inflasi sepanjang 2022 karena setiap negara di dunia mengalaminya, lantaran kenaikan harga komoditas global.

Namun, untuk menjaga daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu menambah jaring pengaman sosial bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan, agar bisa memenuhi kebutuhan pokoknya.

"Karena memang inflasi disebabkan tekanan dari ekonomi global, jadi tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga inflasi karena negara lain menghadapi permasalahan yang sama," tandas Teuku Riefky.

Sebelumnya, pemerintah akan memberikan bantuan kepada masyarakat sebesar Rp24,17 triliun dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), subsidi upah, dan bantuan kepada pelaku transportasi umum seperti ojek.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI