BPOM Dorong Indonesia Mandiri Produksi Bahan Baku Obat

Laporan: Sinpo
Senin, 29 Agustus 2022 | 08:30 WIB
Ilustrasi Obat/Net
Ilustrasi Obat/Net

SinPo.id -  Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K. Lukito mendorong Indonesia memproduksi obat-obatan. Menurut dia, Indonesia berpotensi besar pengembangan obat karena kekayaan sumber daya alam, maritim, dan biodiversity.

Sejauh ini, kata dia, Indonesia masih menjadi pengguna hasil inovasi dari negara lain dan belum menjadi inventor. Hal itu karena industri farmasi Indonesia belum menjadikan riset sebagai basis dalam pengembangan bisnis.

"Pandemi Covid-19 menjadi momentum mendorong banyaknya inisiatif penelitian dan pengembangan, baik obat maupun vaksin, yang bertujuan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap penyebaran penyakit Covid-19," ujarnya, dalam keterangan yang diterima pada Minggu 28 Agustus 2022.

Dia menilai industri farmasi Indonesia masih bergantung pada bahan baku dan obat impor, khususnya untuk obat yang diproduksi dengan teknologi tinggi.

Perlu penelitian dan pengembangan agar produk hasil riset dapat dikomersilkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. BPOM sebagai regulator di bidang obat selalu mengawal pengembangan obat dan vaksin dalam rangka pemenuhan standar dan mutu.

Ke depan, dia berharap agar para peneliti dan mitra industri farmasi memiliki pemahaman terkait pemenuhan standar dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam penelitian dan pengembangan obat, meliputi Good Laboratory Practices (GLP), Good Manufacturing Practices (GMP), Good Clinical Practices (GCP), dan Good Submission Practices (GSubp).

Meskipun demikian, keberhasilan penelitian dan pengembangan obat dan vaksin baru tidak hanya menjadi tugas BPOM. Melainkan upaya bersama secara sinergi, koordinatif, dan komunikatif antara pemangku kepentingan terkait yang tergabung dalam sinergi triple helix.

"Juga dapat terbangun komunikasi yang konstruktif dalam mendorong keberlanjutan pengembangan vaksin, termasuk Vaksin Merah Putih, serta penguasaan teknologi yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan obat dan vaksin beyond Covid-19,” tambahnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI