Bencana Nuklir Nyaris Terjadi Usai Rusia Gempur PLTN Ukraina

Laporan: Sinpo
Jumat, 26 Agustus 2022 | 15:24 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

SinPo.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan, bencana radiasi nuklir nyaris terjadi saat Rusia menggempur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang mengakibatkan aliran listrik terputus selama berjam-jam. Moskow membantah keras tuduhan itu.

Dikutip Reuters, Jumat, 26 Agustus 2022, Zelensky menyebut gempuran pasukan Rusia pada Kamis, 25 Agustus 2022 waktu setempat telah memicu kebakaran di ash pit yang ada di pembangkit listrik tenaga batu bara setempat, yang kemudian memutuskan aliran listrik ke kompleks reaktor PLTN Zaporizhzhia.

Namun, generator diesel cadangan berhasil memastikan pasokan listrik berkelanjutan yang vital untuk sistem pendinginan dan keamanan pembangkit nuklir setempat. Zelensky memuji para teknisi Ukraina yang mengoperasikan PLTN itu di bawah pendudukan militer Rusia.

"Jika para staf pembangkit listrik itu tidak bereaksi setelah pemadaman, maka kita akan terpaksa mengatasi konsekuensi dari insiden radiasi," kata Zelensky dalam pernyataan terbaru pada Kamis malam, 25 Agustus 2022.

"Rusia telah menempatkan Ukraina dan seluruh Eropa dalam situasi hanya selangkah lagi dari bencana radiasi," katanya.

Zelensky juga menyerukan kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan badan-badan dunia lainnya untuk bertindak lebih cepat dalam memaksa pasukan Rusia meninggalkan kompleks PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa.

Dalam pernyataan terpisah, Vladimir Rogov yang merupakan pejabat yang ditunjuk Rusia di kota Enerhodar dengan PLTN itu, menyalahkan Angkatan Bersenjata Ukraina atas kebakaran di area hutan dengan PLTN.

"Itu disebabkan oleh pemutusan aliran listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sebagai akibat dari provokasi para petempur Zelensky," tulis Rogov dalam pernyataan via Telegram.

"Pemutusan itu sendiri dipicu oleh kebakaran dan korsleting pada kabel listrik," ujarnya.

Perusahaan nuklir negara Ukraina, Energoatom, menyatakan bahwa insiden itu menjadi pemutusan listrik total untuk pertama kalinya di PLTN Zaporizhzhia, yang menjadi hotspot dalam perang selama enam bulan terakhir.

Rusia menginvasi Rusia sejak 24 Februari lalu dan berhasil menguasai PLTN itu sejak Maret, meskipun operasionalnya masih dipegang oleh para teknisi Ukraina.

Para pakar nuklir telah memperingatkan bahwa pertempuran bisa memicu risiko kerusakan pada kolam bahan bakar nuklir maupun reaktornya. Pemutusan pasokan listrik yang diperlukan untuk tetap mendinginkan kolam bahan bakar nuklir bisa memicu kehancuran yang berbahaya.

 sinpo

Komentar: