Gamers Hingga Dosen Adukan Pemblokiran Situs Internet ke LBH Jakarta

Laporan: Glen
Selasa, 02 Agustus 2022 | 18:38 WIB
Kantor LBH Jakarta (Tirto.id)
Kantor LBH Jakarta (Tirto.id)

SinPo.id - LBH Jakarta menerima 182 pengaduan masyarakat terkait upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir sejumlah situs di internet sejak membuka posko #SaveDigitalFreedom pada Sabtu, 30 Agustus 2022.

"Kami mendesak Menkominfo mencabut keputusan pemblokiran terhadap 8 situs dan aplikasi untuk menghentikan dampak dan kerugian yang besar terhadap warga negara," kata Teo Reffelsen, selaku perwakilan LBH Jakarta, Selasa 2 Agustus 2022.

Dia menjelaskan pos pengaduan diperuntukkan bagi masyarakat yang dirugikan akibat pemblokiran sewenang-wenang, maupun represi kebebasan di ranah digital akibat pemberlakuan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 5 Tahun 2020 (“Permenkominfo 5/2020”).

Adapun para pengadu berasal dari berbagai latar belakang, yaitu pekerja kreatif (seperti artis, musisi, desainer grafis, pembuat konten, dan lainnya) hingga developer, gamer, pekerja lepas, dosen, jurnalis hingga badan usaha yang bergerak pada bisnis digital.

Setidaknya terdapat empat pola permasalahan yang didapatkan dari pengaduan yang masuk, sebagai berikut:

Pertama, kerugian berupa hilangnya akses terhadap layanan-layanan yang berhak didapatkan Pengadu pada situs-situs yang diblokir seperti Steam, Epic dan beberapa situs lainnya. Berbagai layanan tersebut didapatkan tidak dengan cuma-cuma melainkan dengan membayar sejumlah uang, yang bahkan dalam beberapa kasus hingga ratusan juta rupiah.

Kedua, kerugian berupa hilangnya penghasilan. Kegiatan usaha profesional para pengadu sangat terganggu karena transaksi yang gagal dilakukan maupun pendapatan yang tertahan yang tidak bisa diakses akibat situs Paypal yang diblokir.

Tidak hanya itu, hilangnya akses terhadap situs seperti Steam, Epic, dan lainnya juga menghilangkan penghasilan beberapa Pengadu yang menggunakan layanan tersebut untuk mendapatkan penghasilan.

"Kerugian yang dialami pengadu dapat mencapai ratusan juta rupiah," kata dia.
 
Ketiga, sambungnya, kerugian berupa hilangnya pekerjaan. Mayoritas pekerja kreatif yang bergerak di sektor digital usahanya secara jangka panjang sangat bergantung pada situs Paypal yang diblokir.

Akibat pemblokiran, telah banyak pengadu yang sudah kehilangan klien dan gagal melakukan kesepakatan kerja. Kebijakan Menkominfo mencabut sementara waktu blokir terhadap aplikasi Paypal tidak menjawab permasalahan Pengadu dalam jangka panjang tersebut. 

"Keempat, pengadu yang mengalami doxing akibat menyampaikan protes dan penolakan terhadap pemblokiran dan pemberlakuan Permenkominfo No 5/2020," ujarnya.

Sementara itu, M. Charlie Meidino Albajili, perwakilan LBH Jakarta lainnya, melihat
Keempat pola permasalahan dari pengaduan yang sementara ini masuk menunjukan kebijakan pemblokiran beberapa situs dengan alasan tidak terdaftar di Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) mengorbankan masyarakat.

Selain itu, kata dia, fakta pemerintah mencabut sementara blokir terhadap Paypal dengan dalih mengakomodir sementara keluhan masyarakat justru semakin menguatkan bahwa pemerintah tidak cermat dan teliti dalam menghitung dampak tersebut sebelum melakukan tindakan pemerintahan.

"Pemerintah secara terang telah melanggar Asas-asas umum pemerintahan yang baik dan UU no. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan," tuturnya.

Adapun, banyaknya pekerja kreatif yang mengadukan kerugian semakin menguatkan bahwa pernyataan dukungan pemerintah pada industri kreatif hanyalah jargon yang kontradiktif dengan kebijakan yang dibuat. Hal ini tidak hanya akibat pemblokiran situs yang prosedurnya tidak sesuai standar HAM, tetapi juga berbagai ketentuan pembatasan yang diatur dalam Permenkominfo 5/2020 yang tidak sesuai kaidah HAM dan perlindungan data pribadi.

Untuk itu, LBH Jakarta masih akan membuka Pos Pengaduan #SaveDigitalFreedom hingga Jumat, 5 Agustus 2022. Pengaduan dapat dilakukan melalui email: [email protected].

"Kami mendesak Menkominfo mencabut Permenkominfo 5/ 2020 yang mengatur Pembatasan HAM yang tidak sesuai dengan Standar dan mekanisme HAM Internasional, melanggar Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi, melanggar Hak untuk berkomunikasi serta memperoleh informasi dan melanggar Hak atas Privasi," ujarnya.

LBH Jakarta juga akan melakukan upaya hukum yang dimungkinkan bersama masyarakat untuk membatalkan tindakan dan kebijakan pemerintah yang dinilai sewenang-wenang serta melanggar hukum dan HAM tersebut.sinpo

Komentar: