Rusia Dakwa 92 Tentara Ukraina dengan Tuduhan Melakukan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 27 Juli 2022 | 22:18 WIB
Kepala komite investigasi Rusia Alexander Bastrykin. Foto: Reuters
Kepala komite investigasi Rusia Alexander Bastrykin. Foto: Reuters

SinPo.id - Rusia telah mendakwa 92 anggota angkatan bersenjata Ukraina terkait dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kepala komite investigasi Rusia Alexander Bastrykin, mengatakan kepada surat kabar pemerintah Rossiiskaya Gazeta, lebih dari 1.300 investigasi kriminal telah dimulai.

Dia juga mengusulkan pengadilan internasional yang didukung oleh negara-negara termasuk Iran, Suriah dan Bolivia - sekutu tradisional Rusia.

Bastrykin mengatakan selain 92 orang yang telah didakwa oleh Rusia, sebanyak 96 orang, termasuk 51 komandan angkatan bersenjata masih dalam pencarian.

“Orang-orang Ukraina terlibat dalam kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia,” tegasnya kepada surat kabar itu.

Ketika ditanya dalam wawancara apakah pengadilan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat dilakukan, Bastrykin menuding bahwa pengadilan itu akal-akalan negara Barat yang  mensponsori Ukraina, sehingga semua keputusannya patut diragukan.

Bastrykin malah mengusulkan bahwa pengadilan internasional harus dibentuk dengan negara-negara yang memiliki posisi independen dalam masalah Ukraina, misalnya, Suriah, Iran dan Bolivia.

Suriah dan Iran diketahui sama-sama menentang resolusi PBB pada Maret lalu yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Sementara posisi Bolivia abstain.

Bersama dengan ratusan target militer dan politik Ukraina, Bastrykin mengatakan penyelidikan sedang dilakukan terhadap pegawai kementerian kesehatan Ukraina yang dia tuduh, tanpa memberikan bukti, mengembangkan senjata pemusnah massal.

Dia mengatakan terduga tentara bayaran dari Inggris, AS, Kanada, Belanda dan Georgia sedang diselidiki.

BBC tidak dapat memverifikasi klaim yang dibuat dalam wawancara dan Kyiv belum berkomentar.

Diketahui, Moskow telah berulang kali membuat klaim palsu bahwa Ukraina dikuasai oleh neo-Nazi sebagai pembenaran atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus".

Kremlin juga menyangkal semua kejahatan perang, atau telah menargetkan warga sipil. Kremlin secara teratur menyalahkan Ukraina karena menembaki infrastrukturnya sendiri dan membunuh warga sipilnya sendiri - tuduhan yang telah dibantah secara luas oleh para pemimpin internasional.

Sementara itu, Ukraina juga melakukan investigasi kejahatan perangnya sendiri.

Bulan ini, Ukraina mengatakan sedang memeriksa lebih dari 21.000 kejahatan perang dan kejahatan agresi yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia sejak dimulainya invasi pada Februari lalu.

Pada Mei lalu, pengadilan kejahatan perang pertama sejak invasi dimulai di Ukraina, di mana pengadilan memenjarakan seorang komandan tank Rusia seumur hidup karena membunuh seorang warga sipil.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang menggambarkan Ukraina sebagai "TKP", juga telah mengirim tim penyelidik dan ahli forensik ke Ukraina.

Pada Juni lalu, dua warga Inggris dan seorang Maroko yang ditangkap saat berperang untuk Ukraina dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan proxy Rusia di Ukraina timur.

Aiden Aslin, Shaun Pinner dan Brahim Saaudun dituduh sebagai tentara bayaran, tetapi keluarga Inggris bersikeras bahwa mereka adalah anggota lama militer Ukraina.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI