Invasi Rusia ke Ukraina Berlanjut, Indonesia Butuh Alternatif Pemasok Gandum

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 25 Juli 2022 | 17:31 WIB
Ilustrasi gandum (SinPo.id/Pixabay)
Ilustrasi gandum (SinPo.id/Pixabay)

SinPo.id -  Indonesia butuh alternatif pemasok gandum guna menghindari kenaikan harga pangan, karena macetnya ekspor gandum dari Ukraina akibat dari invasi Rusia,

Pengamat Ekonomi Gede Sandra mengatakan, Australia dapat menjadi alternatif pemasok gandum selama perang Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung.

"Australia memang saat ini sudah menjadi pemasok gandum yang terbesar untuk Indonesia sekitar 41 persen," kata Gede kepada SinPo.id, Senin 25 Juli 2022.

Pasalnya, pada musim depan produksi gandum Australia diproyeksikan akan ada kelebihan sebesar 20 persen di atas rata-rata produksi 10 tahun terakhir.

"Produksi gandum Australia di tahun 2021 mencapai 36 juta ton. Jika kelebihan 20 persen artinya sekitar 7,2 juta ton. Ini tiga kali lipat jumlah impor gandum Indonesia dari Ukraina," paparnya.

Pihaknya juga mengatakan bahwa Indonesia harus mengambil kesempatan tersebut untuk mengamankan pasokan gandum nasional.

"Jadi ini kesempatan pemerintah Indonesia apakah bisa atau tidak melakukan lobby-lobby ke Australia untuk mengamankan pasokan gandum nasional," pungkasnya.

Seperti diketahui, perang Rusia dan Ukraina memunculkan ancaman terhadap ketahanan pangan global, termasuk Indonesia. Terlebih hampir sepertiga kebutuhan gandum Indonesia atau sekitar 27 persen dipasok Ukraina.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI