Ukraina Tuding Rusia Luncurkan Rudal dari Pembangkit Nuklir Terbesar Eropa

Laporan: Sinpo
Minggu, 17 Juli 2022 | 05:36 WIB
Pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Dnipro. Foto:Istimewa
Pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Dnipro. Foto:Istimewa

SinPo.id - Ukraina tuding Rusia telah gunakan pembangkit tenaga nuklir terbesar di Eropa sebagai pangkalan untuk menyimpan persenjataan, termasuk 'sistem rudal'. Pasukan negara beruang merah itu  disebut menggempur wilayah-wilayah Ukraina dari pembangkit tenaga nuklir itu.

Dikutip AFP, Sabtu 16 Juli 2022, pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia yang terletak di Dnipro, Ukraina bagian tenggara, dikuasai Rusia sejak awal-awal invasi pada akhir Februari lalu. Pasukan Rusia memegang kendali atas pembangkit nuklir itu meskipun operasionalnya masih dijalankan oleh para staf Ukraina.

Pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia dijuluki sebagai pembangkit tenaga nuklir terbesar di kawasan Eropa.

Presiden badan nuklir Ukraina, Energoatom, Petro Kotin mengkhawatirkan dengan 500 tentara Rusia menguasai pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

"Para penjajah membawa mesin mereka ke sana, termasuk sistem rudal, yang dari sana mereka menggempur sisi lain Sungai Dnipro dan wilayah Nikopol," ujar Kotin merujuk pada kota lain di seberang Sungai Dnipro.

"Mereka secara fisik menguasai perimeter. Mesin berat dan truk penjajah dengan persenjataan dan peledak tetap berada di wilayah pembangkit tenaga nuklir Zaporizhzhia," sambung Kotin dalam wawancara dengan televisi setempat pada Jumat 15 Juli 2022 waktu setempat.

"Tekanan pada penjajah untuk meninggalkan wilayah pembangkit itu tidaklah cukup," imbuh Kotin, sebelum melontarkan sindiran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"IAEA memainkan sejumlah permainan politik, menyeimbangkan antara Rusia dan Ukraina," tukas Kotin.

IAEA sebelumnya mengatakan perlu mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan penting. Namun Kiev menentang rencana kunjungan itu, dengan Energoatom menyatakan kunjungan IAEA hanya akan melegitimasi pendudukan oleh 'teroris nuklir'.

Wilayah Zaporizhzhia yang menjadi lokasi pembangkit nuklir itu sebagian besar berada di bawah kendali pasukan Rusia. Pada Kamis 14 Juli 2022 waktu setempat, separatis pro-Rusia di wilayah itu menyatakan mereka berencana menggelar referendum bergabung dengan Rusia tahun ini.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI