Menag: Simbol Negara Harus Diperbanyak Agar Jamaah Haji Indonesia Mudah Dikenali

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 14 Juli 2022 | 04:43 WIB
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat meninjau pemondokan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Foto: Kementerian Agama
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas saat meninjau pemondokan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Foto: Kementerian Agama

SinPo.id - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menilai, minimnya simbol negara di Tanah Suci, khusunya di Masjidil Haram menjadi penyebab sulitnya mengenali jamaah haji Indonesia. Padahal, jumlah jamaah haji Indonesia terbanyak di Arab Saudi.

"Meskipun jumlah jamaah haji kita banyak,  tapi tidak mudah dikenali, karena simbol-simbol yang kita tunjukkan tidak banyak," kata pria yang akrab disapa Gus Yaqut di Makkah, Rabu (13/7/2022).

Untuk itu, Gus Yaqut menginstruksikan kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief berserta jajarannya agar simbol-simbol negara Indonesia lebih banyak dimunculkan agar mudah dikenali.

"Supaya diberikan lambang-lambang negara itu supaya mudah dikenali. Terus terang saya ini agak enggak enak hati ketika ketemu orang sini atau tukang sapu (petugas kebersihan) di Masjidil Haram itu ditanya Malaysia? Saya agak gimana gitu rasanya," tutur Gus Yaqut.

Gus Yaqut menjelaskan, simbol-simbol negara yang melekat pada jamaah haji Indonesia menjadi salah satu pembahasan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2022. Terlebih lagi persiapan haji sangat terbatas hanya 2 bulan.

"Ya saya sudah sampaikan rapat evaluasi internal pertama, saya sudah sampaikan memang sih saya mohon maaf sekali karena persiapan kita sangat terbatas 2 bulan kita belum sempat mengimajinasikan detail seperti itu tapi insya Allah ke depan kita akan memperbanyak lagi simbol-simbol negara," imbuh Gus Yaqut.

Simbol-simbol negara yang menunjukkan jamaah haji Indonesia, sambung  Gus Yaqut, seperti bendera merah putih, tulisan Indonesia hingga burung Garuda.

"Di seragam jamaah kan tidak banyak tulisan Indonesia. Kalau kita lihat negara lain itu bajunya ada tulisannya misalnya Turkish, ada Kazakhstan tapi Indonesia enggak ada. Ihramnya polos-polos saja kan, bagus kalau dikasih Indonesia, tandas Gus Yaqut.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI