Rizal Ramli: Utang Indonesia Ibarat Kita Gali Lubang Tutup Jurang

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 14 Juli 2022 | 00:49 WIB
Tokoh nasional, Rizal Ramli saat melihat pameran mural di Tangerang. Foto: Bowo/SinPo.id
Tokoh nasional, Rizal Ramli saat melihat pameran mural di Tangerang. Foto: Bowo/SinPo.id

SinPo.id - Krisis ekonomi dan politik yang terjadi di Sri Lanka memiliki banyak faktor. Salah satunya adalah negara gagal membayar utang hingga negara mengalami kolaps.

Tokoh nasional, Dr. Rizal Ramli, memperingatkan, Indonesia harus mewaspadai  kejadian seperti di Sri Lanka. Terlebih lagi, utang negara saat ini-pun sudah terlalu besar.

Pria yang karib disapa Bang RR itu mengungkapkan, Indonesia harus membayar pokok utang sebesar Rp 400 triliun pada tahun ini. Sedangkan untuk membayar bunga Rp 405 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp 805 triliun.

“Untuk bayar bunganya aja masih pinjam. Itu bukan gali lubang tutup lubang, tapi gali lubang tutup jurang,” ujar Bang RR yang juga mantan Anggota Tim Panel Ekonomi bersama peraih Nobel itu dalam acara diskusi bertajuk “Catatan Demokrasi” pada Selasa malam (12/7/2022) ditulis Rabu (13/7/2022).

Bang RR-pun bertanya-tanya terhadap pihak yang masih membandingkan utang Indonesia dengan Amerika Serikat hingga Jepang, yang seolah utang Indonesia masih terbilang aman.

“Itu perbandingan super ngawur. Karena AS bisa nyetak dolar berapa aja karena dia super power. Begitu hegemoni super power-nya sudah enggak ada ya kolaps. Jepang beda, sebagian besar utangnya dalam negeri, net asset dia yang menghasilkan devisa banyak sekali, kalau kita (Indonesia) negatif,” tegas Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.

Bang RR juga menceritakan kembali saat ia memprediksi perekonomian nasional pada tahun 1997 silam. Kala itu, pendapatnya dibantah habis-habiskan oleh pihak Bank Indonesia. Namun, nyatanya dan sejarah juga mencatat bahwa Indonesia kolaps pada 1998, terjadi krisis moneter hingga orde baru tumbang.

“Indonesia aman begini-begitu, nyatanya rontok, analisa kita yang bener. Apa dampaknya buat rakyat? Untuk membayar itu harus diterbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan gild 6,5 persen. Akibatnya apa? Akibatnya uang yang berlebih disedot oleh negara," pungkas Bang RR.
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI